Kicauannya Terdengar Setiap Pagi Saat Matahari Mulai Terbit, Diyakini Perkutut Jenis Ini Membawa Pertanda Baik

PALEMBANG, PALPRES.COM - Kicauannya terdengar setiap pagi saat matahari mulai terbit, diyakini perkutut jenis ini membawa pertanda baik.

Hal ini berdasarkan tradisi primbon yang menyebutkan bahwa kehadiran burung ini diyakini sebagai pertanda baik, menjadi simbol penyimpanan harta, dan dapat menandai awal dari waktu yang penuh berkah.

Burung eksotis ini diketahui oleh para penggemar burung karena kemampuannya untuk menandai waktu dengan kicauannya yang khas setiap pagi saat matahari mulai menyinari langit.

Perkutut yang menjadi sorotan dalam kajian primbon Jawa tersebut adalah Gedong Menga, di mana bagi yang memelihara burung ini dihubungkan dengan keberuntungan dan keselamatan.

BACA JUGA:Jika Perkutut Anda Memiliki Tanda Ini Jangan Dilepas, Tuahnya Bisa Membawa Kesuksesan dan Keberkahan

BACA JUGA:Mengenal Jenis dan Ciri-Ciri Perkutut Tidak Boleh Dipelihara, Kenapa? Begini Penjelasannya

Menurut para penganut primbon Jawa, suara kicauan Gedong Menga pada saat terbitnya matahari dianggap sebagai pertanda positif.

Keyakinan ini tercermin dalam budaya Jawa yang memahami pentingnya waktu dan mempercayai bahwa hubungan erat antara waktu dan keberuntungan.

Berdasarkan keyakinan ini, masyarakat yang melestarikan praktik primbon Jawa meyakini bahwa merawat burung Gedong Menga bisa membawa keberuntungan serta kemampuan untuk mengakumulasi kekayaan.

Selain dari kicauannya yang khas pada pagi hari, burung ini cenderung aktif di waktu pagi dan senja, terutama saat mencari makanan.

BACA JUGA:Memiliki Tuah Melegenda, Inilah Jenis Perkutut Katuranggan yang Bisa Memilih Tuannya

BACA JUGA:Memiliki Warna Biru Pada Matanya, Burung Perkutut Ini Jadi Simbol Kewibawaan dan Ketentraman, Peliharalah!

Gedong Menga memiliki penampilan yang elegan dan sering kali menarik minat para penggemar burung karena keindahan bulunya dan keunikan suaranya.

Meskipun kebenaran dari kepercayaan ini tidak dapat dipastikan secara ilmiah, tetapi nilai simbolis dan budaya yang terkandung dalam praktik ini tetaplah berharga bagi sebagian besar masyarakat yang mewarisi tradisi primbon Jawa.

Sumber: