7 Tempat Wisata Religi di Bangka Belitung yang Sarat Makna Cerita Sejarah, Cocok Dikunjungi Saat Liburan
7 Tempat Wisata Religi di Bangka Belitung yang Sarat Makna dan Cerita Sejarah, Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga Saat Liburan--Freepik
PALEMBANG, PALPRES.COM- Bangka Belitung kaya akan destinasi wisata religi yang memberikan pengalaman spiritual dan mendalam.
Bagi para wisatawan yang mencari kedamaian serta keindahan alam yang dipadu dengan nilai-nilai keagamaan.
Maka wajib berkunjung ke tujuh tempat wisata religi di Bangka Belitung ini.
Perjalanan spiritual dan liburan bersama keluarga bisa saling menyatu di tempat-tempat ini.
Setiap kunjungan memberikan pengalaman berharga untuk merenung, berdoa, dan merayakan keberagaman kepercayaan.
Dengan nuansa yang tenang dan pemandangan yang memukau.
Tempat-tempat ini tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga destinasi liburan yang menyejukkan jiwa.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah tempat wisata religi di Bangka Belitung
BACA JUGA:19 Tempat Wisata di Klaten yang Asyik Dikunjungi untuk Liburan Tahun Baru, Tiket Masuk Gratis
1. Masjid Al Ikhlas Sijuk
Masjid Al-Ikhlas Sijuk yang terletak di Kabupaten Belitung, merupakan masjid tertua di wilayah tersebut.
Dibangun pada tahun 1817, masjid ini memiliki usia lebih dari 205 tahun.
Lokasinya berada di Jalan Penghulu Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, masjid ini merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang kental akan nilai-nilai sejarah.
BACA JUGA:19 Tempat Wisata di Klaten yang Asyik Dikunjungi untuk Liburan Tahun Baru, Tiket Masuk Gratis
Masjid ini terdiri dari dua bangunan dan menjadi bagian penting dari sejarah dan keunikan wilayah tersebut.
Dinding bangunan masjid terbuat dari papan, sementara tiangnya terbuat dari kayu besar.
Menurut cerita dari orang-orang tua terdahulu, Masjid Al-Ikhlas Sijuk bukan masjid pertama yang dibangun di Belitung, tetapi masjid ini memiliki sejarah yang kenal.
2. Vihara Dewi Kwan In
Vihara Dewi Kwan Im merupakan vihara tertua dan terbesar di Pulau Belitung.
Vihara ini dibangun pada tahun 1747 dan merupakan salah satu peninggalan sejarah dari peradaban Buddha di Belitung.
Vihara ini memiliki patung Dewi Kwan Im yang baru diresmikan pada tahun 2017 dan menjadi salah satu spot foto favorit para wisatawan.
Selain sebagai tempat ibadah, vihara ini juga menawarkan pemandangan yang indah.
Sehingga sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Vihara Dewi Kwan Im juga memiliki tiga tempat sembahyang, yaitu Shimunyo, Sitiyamuni, dan Kon Im.
Untuk memasuki vihara ini, pengunjung harus menaiki sekitar 86 anak tangga.
Selain itu, vihara ini merupakan salah satu dari beberapa kompleks vihara tua yang berdiri di atas bukit Desa Manggar, Belitung Timur.
BACA JUGA:Wisata Kuliner Palembang: Pempek Makin Mahal, Makin Enak Rasanya, Cek Faktanya Disini!
3. Desa Wisata Qur'an Hamasah
Desa Wisata Qur'an Hamasah adalah sebuah desa wisata religi yang terletak di Desa Batu Itam, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.
Desa ini terkenal karena program karantina 30 Hari Menghafal Quran yang diadakan oleh Yayasan Karantina Tahfizh Nasional.
Para tamu desa ini dapat mengikuti program tersebut dan belajar menghafal Alquran secara kilat.
Selain itu, Desa Wisata Qur'an Hamasah juga menawarkan suasana pedesaan yang asri dan keindahan alam pantai di sekitarnya.
Seperti Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, Tanjung Pendam, dan Lengkuas Island.
4. Goa Maria Pelindung Segala Bangka
Goa Maria Pelindung Segala Bangsa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gua Maria Belinyu ini, merupakan sebuah destinasi wisata rohani dan tempat peribadatan umat Katholik di Kabupaten Bangka.
BACA JUGA:Menelusuri 3 Objek Wisata Tersembunyi di Bangka Belitung, Terdapat Surga Bagi Pecinta Diving
Gua ini merupakan tempat ibadah yang terbuka untuk umum dan menjadi perhentian ziarah bagi umat Katolik di Indonesia.
Lokasinya berada di Jalan Safyri Rahman, Belinyu, Bangka, gua ini juga menjadi tempat berwisata religi bagi umatnya.
Meskipun merupakan tempat ibadah bagi umat Katolik, Gua Maria Belinyu terbuka untuk umum dan tidak eksklusif hanya untuk umat Katolik.
Tempat ini juga dikenal sebagai tempat pelarian penduduk saat penjajahan Jepang dan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di kota tua Belinyu.
5. Keuskupan Yong Fo
Keuskupan Yong Fo yang juga dikenal sebagai Keuskupan Pangkalpinang ini menjadi sebuah keuskupan Katolik.
Dan meliputi wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Keuskupan ini didirikan pada tahun 1961 dan saat ini dipimpin oleh Uskup Adrianus Sunarko, O.F.M.
Wilayah keuskupan ini mencakup beberapa paroki di Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan sekitarnya.
Salah satu objek wisata religi yang menarik di wilayah ini adalah Goa Maria Yung Fo.
Keuskupan ini merupakan bagian dari Provinsi Gerejawi Keuskupan Agung Palembang.
6. Puri Tri Agung
Puri Tri Agung adalah salah satu ikon wisata daerah Kepulauan Bangka Belitung dan terletak di Desa Rebo, Kecamatan Sungailiat.
Vihara ini menjadi tempat peribadatan tiga ajaran: Budha, Konghucu, dan Taoisme.
Puri Tri Agung berdiri di atas bukit dan dapat dijangkau dengan menaiki anak tangga estetis bernuansa warna putih dan dihiasi jajaran umbul-umbul.
Setiap tahun, Puri Tri Agung menjadi pusat perayaan Festival.
BACA JUGA:5 Tempat Wisata Paling Hits di Bangka Belitung Wajib Kamu Kunjungi
Untuk mencapai Puri Tri Agung, pengunjung harus menaiki anak tangga dan mengunjungi halaman depan yang dijadikan tempat beribadat.
Selain menjadi tempat beribadat, Puri Tri Agung juga menjadi salah satu landmark Pulau Bangka, khususnya Sungai Liat, yang wajib disambangi.
Puri Tri Agung merupakan destinasi wisata religi umat Budha yang menghadap langsung ke arah Laut China Selatan.
7. Kelenteng Kwan Tie Miaw
Kelenteng Kwan Tie Miaw, juga dikenal sebagai Kwan Ti Miau, merupakan salah satu kelenteng tertua di Pulau Bangka.
Lokasinya berada di Jalan Mayor Muhidin, kelenteng ini didirikan oleh orang Tionghoa, khususnya pekerja tambang timah.
Kelenteng ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1841 M.
Pada masa Orde Baru, kelenteng ini bernama Amal Bhakti.
Pada tahun 1986, bagian depan kelenteng mengalami pelebaran jalan, namun bagian altar Kuan Tie tetap utuh.
Pada tahun 1998, terjadi kebakaran yang menghanguskan sebagian kelenteng, namun kemudian dilakukan pemugaran kembali.
Kelenteng ini juga dikenal sebagai salah satu tempat ibadah tertua di Pangkal Pinang.
Dan merupakan situs bersejarah yang menjadi pusat atraksi selama perayaan Imlek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: