Honda

Kisah Sahabat Suhail Bin Amr, Sang Diplomat Ulung dari Suku Qurais

Kisah Sahabat Suhail Bin Amr, Sang Diplomat Ulung dari Suku Qurais

Kisah sahabat Suhail bin Amr, Sang Diplomat Ulung dari Suku Qurais--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kaum muslimin yang berbahagia, pada kesempatan kali ini kita akan membahas kisah sahabat Suhail bin Amr

Dia orang yang ahli dalam berkata-kata dan berasal dari suku Qurais.

Keahliannya dalam berkata-kata atau dipolomasi beberapa kali ditunjukkannya dalam peristiwa penting Islam.

Salah satunya saat kemelut setelah wafatnya Rasulullah di tahun 11 hijriah.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abu Thalhah al-Anshari, Perisai Nabi Muhammad SAW saat Perang Uhud

Di mana saat itu negeri Arab dalam suasana sangat berbeda sebelum Nabi Muhammad SAW wafat.

Masyarakat saling berkata mengenai sikap apa yang harus mereka perbuat ketika Rasul tiada, termasuk penduduk di kota yang mulia itu; Kota Makkah.

Baru 3 tahun masuk dalam naungan kepemimpinan Umat Islam, kota itu ikut merasakan kekhawatiran serupa.

Bahkan, beberapa penduduk yang belum kuat keislamannya lantas berbisik-bisik dan menyebar kan benih pemberontakan, “Apakah ini saatnya kita kembali menyembah berhala?!”

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Arahah bin Aus, Jago Strategi Perang dan Penasihat Rasulullah

Keributan yang terjadi di kota itu hingga membuat Attab bin Usaid selaku walikotanya merasa tak aman. Sebab, sesungguhnya beliaulah walikota Makkah yang dilantik langsung oleh Rasulullah.

Namun, dia merasa ada mata-mata yang mengintai dan berusaha menjatuhkannya sehingga Makkah kembali ricuh serta diambil alih oleh kaum musyrikin dan kaum murtad.

Sampai pada saatnya ada sesosok lelaki berwibawa yang berdiri tegak di tengah kota tersebut, lantas dia berkata lantang yang mampu menghenyakkan jiwa, meringkus kebingungan, dan sembari menegakkan kebenaran.

"Wahai seluruh Quraisy! Apa kalian ingin menjadi orang terakhir yang beriman, dan yang pertama murtad?! Sesungguhnya Nabi Muhammad ialah utusan dari Allah yang Haqq, dan beliau tidak akan wafat sebelum risalah disampaikan dan amanah-amanah ditunaikan!” seru lelaki itu bersama mata yang berapi-api.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abul Ash, Dipuji Rasulullah karena Jujur, Menepati Janji, dan Amanah

Orang-orang di Makkah pun sadar, mereka telah banyak merasakan nikmatnya hidup dalam keIslaman, maka betapa bodohnya jika mereka memilih kekafiran lagi sehabis Makkah terlihat terang dengan dihiasi pelita tauhid.

Tapi, Apakah kamu tahu, siapa laki-laki bijak yang dengan kata-katanya berhasil menenangkan kegaduhan penduduk Makkah?

Barangkali, kamu akan terkejut setelah mengetahui bahwa lelaki ini merupakan lelaki yang sama, yang enggan menyebut "Rasulullah" ketika dirinya masih hidup dalam kemusyrikan.

Dialah seorang juru bicara Musyrikin Quraisy yang berunding dengan Rasulullah setelah Baginda dan sahabat-sahabatnya dilarang masuk ke Makkah.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Anas bin Nadhar, Kobarkan Semangat Juang Kaum Muslimin saat Perang Uhud

Bahkan, dialah orang yang menghadang Ali bin Abi Thalib menuliskan ‘Muhammad Rasulullah’ di dasar lembar perjanjian Hudaibiyah.

Dia sempat menjadi tawanan Perang Badar, sehingga membuat Umar bin Khattab berkata pada Rasul,

“Wahai Rasulullah, bolehkah aku mencopot seluruh gigi-giginya?”

Namun, ketika itu pastilah Rasulullah melarang Umar dengan bersabda, “Ketahuilah Umar, mungkin kelak Suhail mampu melakukan hal yang akan membahagiakanmu."

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Malik bin at Tayihan, Pemimpin Bani Asyhal yang Setia Mengawal Rasulullah

Ya, namanya adalah Suhail bin Amr, seseorang yang sering disapa sebagai ‘Khatibu Quraisy’. Dialah seorang orator maupun juru bicara asal Quraisy.

Suhail sadar bahwa masa lalunya sangat kelam, cerita awalnya bersama Rasulullah membuatnya sangat menyesal. Namun, dia sangat merasa dihargai sewaktu Nabi Muhammad memaafkannya ketika Islam berhasil membebaskan Makkah.

Di hari Rasul menaklukkan Kota Makkah, Suhail lah orang yang sangat gemetar dan ketakutan tentang peristiwa yang akan terjadi padanya dan kaum Quraisy.

Namun, atas izin Allah, saat Rasulullah selesai membebaskan Makkah, beliau memberi amanah kepada sahabat-sahabatnya.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Ammar bin Yasir, Keimanannya Tak Goyah Meski Alami Siksaan Quraisy

“Apabila kalian bertemu Suhail bin Amr, jangan kalian menebarkan pandangan sinis kalian kepadanya!"

“Sungguh, Suhail termasuk pemuda cerdas yang memiliki kemuliaan. Orang seperti Suhail tak akan bersikap acuh pada Islam,” lanjut Rasulullah dalam Kitab Al Mustadrak ala Ash Shahihain.

Lalu, ternyata sabda Rasul itu terbukti, Suhail memeluk Islam dan benar-benar berhijrah sepenuh hati.

Suhail berhasil menjadi muslim yang rajin dalam salat, puasa, dan kerap kali menangis dalam doa-doanya.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abdullah bin Umar, Putra Umar bin Khattab yang Getol Ikuti Jejak Rasulullah

Kesungguhan Suhail pada keIslamannya pun dibuktikan dengan partisipasinya dalam pembebasan Syam dan menjadi salah satu jenderal di pasukan tersebut.

Radhiyallahu Anka, wahai Suhail bin Amr. Seorang juru bicara yang tak hanya pintar berkata-kata, tapi juga mengamalkannya dalam tingkah lakunya.

Setiap perkataannya mampu menguatkan pasukan di medan perang, menenangkan umat Islam untuk selalu taat pada Risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah.

Bahkan, perkataan sang Nabi menjadi nyata ketika beliau berkata pada Umar saat Suhail disandera ketika Perang Badar,

“Ketahuilah Umar, mungkin nanti Suhail melakukan hal yang akan membahagiakanmu.”*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: