Honda

Kisah Abu Nawas yang Mengajarkan Tabayyun Sebelum Mengambil Tindakan, yuk Dibaca!

Kisah Abu Nawas yang Mengajarkan Tabayyun Sebelum Mengambil Tindakan, yuk Dibaca!

Kisah Abu Nawas yang Mengajarkan Tabayyun Sebelum Mengambil Tindakan, yuk Dibaca!--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kisah inspiratif dari ribuan Kisah Abu Nawas berikut ini mengajarkan kepada kita semua untuk tabayyun atau minta penjelasan secara lengkap kepada orang lain sebelum mengambil tindakan apapun.

Jangan sampai kita menyesal dan bersalah atas tindakan yang kita lakukan tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu terhadap orang yang kita sangkakan.

Sehingga kita tidak termasuk pada golongan orang-orang termakan cerita fitnah atau bahkan menjadi penyebar fitnah, Nauzubillah. 

Cerita ini bermula ketika Khalifah Harun Al-Rasyid marah besar terhadap Abu Nawas yang tidak lain sahabat karibnya.

BACA JUGA:Cerita Kecerdikan Abu Nawas: Penuhi Permintaan Raja Harun Al Rasyid Memindahkan Istana

Khalifah Harun Al-Rasyid marah dan ingin menghukum Abu Nawas karena mendapat kabar bahwa sahabat karibnya tersebut sudah membuat fatwa tidak mau rukuk dan sujud dalam shalat, dan Abu Nawas sudah mengatakan bahwa Khalifah Harun Al-Rasyid suka memfitnah.     

Sebagai manusia biasa yang memiliki emosi, Khalifah Harun Al-Rasyid pun terpancing emosi menerima kabar tersebut dan memerintahkan supaya Abu Nawas segera ditangkap dan layak dihukum pancung karena melanggar syariat Islam dan menyebar berita bohong.

Namun untungnya ada seorang pembantunya yang memberikan saran supaya Khalifah Harun Al-Rasyid untuk melakukan tabayyun terlebih dahulu kepada Abu Nawas. 

Apa benar kamu berpendapat tidak perlu rukuk dan sujud dalam shalat, hai Abu Nawas?” tanya Khalifah.

BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Ingin Menikahi Seorang Gadis, Berikut Doanya Kepada Allah SWT

“Benar, saudaraku,” jawab Abu Nawas dengan tenang.

Khalifah bertanya lagi dengan nada tinggi, “Apa benar kamu mengatakan kepada masyarakat bahwa aku seorang Khalifah yang suka memfitnah?” Abu Nawas kemabali menjawab, “Benar, saudaraku”.

Khalifah kembali berteriak menggelegar, “Kamu pantas dihukum mati, kamu telah melanggar syariat Islam dan menyebar fitnah tentang khalifah,”

Abu Nawas pun tersenyum sambil berkata. ”Saudaraku, memang aku tidak menolak bahwa aku telah mengeluarkan dua pendapat tadi, tapi sepertinya kabar yang sampai padamu tidak lengkap, kata-kataku dipelintir, seolah-olah aku berkata salah”.

BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Kebelet Pengen Nikah, Bagaimana Ceritanya ya, yuk Disimak Saja!

Kemudian Khalifah berkata, “Maksudmu apa? Jangan membela diri, tadi kamu telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya.”

Abu Nawas pun berdiri dan menjelaskan dengan tenang, “Saudaraku, aku memang berkata tidak perlu rukuk dan sujud dalam shalat, tapi dalam shalat apa? Waktu itu aku sedang menjelaskan tata cara shalat jenazah yang memang tidak perlu rukuk dan sujud”.

BACA JUGA:Tidur Auto Nyeyak! Ini 3 Rekomendasi Hotel di Palembang, Tempatnya Strategis

“Terus, bagaimana soal aku yang suka memfitnah?” Tanya Khalifah lagi.

Dengan senyum, Abu Nawas menjawab, ”Kalau soal itu, aku lagi sedang menjelaskan tafsir ayat 28 surat Al-Anfal , yang berbunyi ketahuilah bahwa kekayaan dan anak-anakmu hanyalah ujian bagimu, sebagai seorang khalifah dan seorang ayah, anda sangat menyukai kekayaan dan anak-anak, berarti anda suka fitnah atau ujian.

Pesan tersirat dari kisah Abu Nawas tersebut sangatlah berharga dan cocok jadi pegangan bagi masyarakat, supaya melakukan tabayyun atau konfirmasi terlebih dahulu terkait kabar atau informasi yang datang kepada kita. Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: