Citraland
Honda

Menilik Tradisi Mandi Pusake: Jejak Spiritual di Tanah Pagar Alam, Namun Waspadai Ini, Jika Tidak...

Menilik Tradisi Mandi Pusake: Jejak Spiritual di Tanah Pagar Alam, Namun Waspadai Ini, Jika Tidak...

Menilik Tradisi Mandi Pusake: Jejak Spiritual di Tanah Pagar Alam, Namun Waspadai Ini, Jika Tidak...--Giwang Sumsel

PALPRES.COM - Kota Pagar Alam menjadi sorotan dengan kehadiran Tradisi Mandi Pusake yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat setempat. 

Namun, di balik keindahan dan kekayaan budaya yang terpancar dari ritual ini, masyarakat juga diingatkan untuk tetap waspada terhadap aspek-aspek yang sensitif.

Tradisi Mandi Pusake di Kota Pagar Alam membawa jejak spiritual yang dalam, mengingatkan kita akan hubungan yang kuat dengan nenek moyang dan tradisi leluhur. 

Berbeda dengan tradisi serupa di daerah lain, Mandi Pusake di sini tidak hanya terikat pada tanggal 1 Muharram seperti yang umumnya dilakukan di berbagai daerah Nusantara.

BACA JUGA:Mengintip Makna Budaya dalam Bahasa Penukal Kabupaten PALI, Warisan Berharga sebagai Dialek Bahasa Musi

BACA JUGA:Senjang, Permata Budaya Musi Banyuasin yang Terus Bersinar: Pesan Moral dan Nasihat Di Balik Kesenian, Tapi...

Mandi Pusake dilakukan atas petunjuk yang dianggap sakral, dengan panduan dari Jurai Tue atau tetua adat di suatu dusun. 

Pusaka-pusaka seperti Keris, Siwar, dan Tombak (Balau) dijaga dengan ketat, memperlihatkan nilai historis dan keberadaan spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Tidak hanya dilakukan pada malam hari, Mandi Pusake di Pagar Alam seringkali diselenggarakan di siang hari dan menjadi tontonan bagi khalayak ramai.

Ritual ini memerlukan persiapan khusus, termasuk media tempat pemandian seperti piring putih yang panjang, bambu, berbagai macam jenis bunga, jeruk, dan arang.

BACA JUGA:Warisan Budaya Sumatera Selatan: Bahasa Musi, Pola Pengucapan Mirip dengan Bahasa Palembang, Tapi Beda Akhiran

BACA JUGA:7 Tempat Wisata Budaya di Sumba yang Wajib Dikunjungi, Banyak Rumah Adat dengan View Alam Luar Biasa

Namun demikian, kekhususan ritual ini juga mengharuskan masyarakat untuk tetap waspada. 

Beberapa pusaka tidak boleh dilihat atau dibuka oleh sembarang orang, karena diyakini dapat menyebabkan penyakit atau kesurupan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: