Honda

Feminisme, Kedalaman Cinta, dan Lailatul Qadr

Feminisme, Kedalaman Cinta, dan Lailatul Qadr

Lailatul Qadar, malam pengampunan, malam kemuliaan, malam yang dinyatakan lebih baik dari seribu bulan--Freepik

Lailatul Qadr.

Secara literal, Lailatul Qadr (LQ) berasal dari dua kata, yaitu lailah dan qadr. 

Qadr berarti mulia. Sedang lailah, secara literal, berarti malam.

BACA JUGA:Wajib Dicatat! Ini Waktu Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-28 Ramadan 1445 H Kota Palembang

BACA JUGA:Terlambat Bayar Zakat Fitrah Apakah Bisa Menyusul? Ini Hukum dan Penjelasannya

Secara alegoris, lailah bermakna gelap atau kegelapan, kesunyian, kesepian, keheningan, kesyahduan, kerinduan, dan kedamaian. 

Namun secara anagogis, lailah juga dimaknai kekhusyukan, kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Ilahi, dan kedalaman cinta (mahabbah).

Namun, dalam syair klasik Arab, lailah lebih banyak dimaknai secara alegoris. 

Gelap dan sunyi. Sedangkan dalam syair sufistik, lailah lebih banyak menekankan makna anagogisnya. 

BACA JUGA:Jadwal Terlengkap! Ini Waktu Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-27 Ramadan 1445 H Kota Palembang

BACA JUGA:Kisah Nabi Sulaiman dengan Bangsa Semut, Belajar Menghargai Makhluk Hidup

Syahdu, pasrah, dan cinta yang mendalam kepada Sang Maha Pencipta.

Karena itulah para sufi lebih banyak menghabiskan waktu malamnya untuk bermujahadah, bertafakur,  dan mendekatkan diri menuju Tuhan. 

Mereka berterima kasih kepada al-lailah (malam) karena selalu memberikan kesyahduan dan menemani kesendirian mereka.

Pada malam hari, jarak spiritual antara hamba dan Tuhan dirasakan lebih pendek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: