Mengenal Tradisi Unik 'Midang Bebuke' Saat Hari Raya Idul Fitri di Kayuagung, Simak Penjelasannya
Tradisi unik masyarakat kayuagung OKI Sumatera Selatan saat perayaan Idul Fitri-PALPRES.COM-
KAYUAGUNG, PALPRES.COM - Midang bebuke (arak-arakan pakaian adat pada hari lebaran) jadi tradisi turun temurun masyarakat KAYUAGUNG, Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan.
Tradisi ini digelar pada hari ke tiga dan keempat lebaran Idul Fitri.
Tahun ini gelaran midang terlihat semarak dan tertib.
Arak-arakan Puluhan pasang pengantin terlihat mengelilingi sungai Komering diiringi musik jidur pada Jum'at 12 April 2024.
BACA JUGA:Nonton Netflix Makin Mantap, Ini 6 Daftar HP Murah Layar Luas 6,7 Inci
Sesepuh dan tokoh masyarakat Kayuagung, Saiful Ardan mengatakan, awal mulanya Midang Bebuke terjadi sekitar abat ke-17.
Konon, midang dijadikan sebagai syarat pernikahan.
Ketika itu, ada perseteruan antara pihak mempelai laki-laki dan perempuan.
Pihak mempelai laki-laki berasal dari keluarga yang miskin sementara pihak perempuan berasal dari keluarga yang terpandang.
BACA JUGA:Tarik Ulur Dalam masa PDKT Perlu Dicoba, Ini 5 JURUS AMPUH yang Bisa Kamu Pakai
Lalu pihak perempuan meminta sejumlah syarat kepada keluarga laki-laki berupa arak-arakan kereta hias menyerupai naga lengkap dengan gegawaannya.
Singkat cerita persyaratan tersebut dipenuhi.
“Jadi, sejak peristiwa itulah, masyarakat Kota Kayuagung menyelenggarakan acara Midang Bebuke Morge Siwe,” ungkapnya.
Dijelaskannya juga, midang dalam istilah masyarakat Kayuagung adalah sebuah kegiatan berjalan kaki dengan menggunakan pakaian adat perkawinan masyarakat Kayuagung, sedangkan bebuke artinya lebaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: