Honda

Aesan Gede dan Aesan Paksangko: Baju Adat Pernikahan Palembang, Begini Fakta Serta Filosofinya!

Aesan Gede dan Aesan Paksangko: Baju Adat Pernikahan Palembang, Begini Fakta Serta Filosofinya!

Aesan Gede dan Aesan Paksangko: Baju Adat Pernikahan Palembang, Begini Fakta Serta Filosofinya!-Pariwisata Indonesia-

4. Warna merah berasal dari warna buah manggis

Kemas Ari Panji, seorang pengamat sejarah UIN Raden Fatah Palembang menyebutkan bahwa warna merah yang mendominasi baju adat Palembang ini memiliki makna tersendiri.

BACA JUGA:Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia

BACA JUGA:Sebelum Menikah Mereka Menculik Calon Istrinya Inilah Keunikan Suku Sasak di Indonesia

Yaitu sebab filosofi dari buah manggis yang mana berkembang saat masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Buah manggis tersebut akan melambangkan kejujuran, sebab memiliki jumlah kelopak yang terdapat di bawahnya sama dengan jumlah daging buah di dalamnya.

Warna merah manggis tersebut akan sangat cantik jika dipadukan dengan warna kuning emas yang memiliki simbol kemakmuran, keanggunan dan juga kemegahan.

5. Ornamen ikat pinggang melambangkan mempelai pengantin siap menjalani rumah tangga

BACA JUGA:8 Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan

BACA JUGA:Kalian Terima Banyak Undangan? Ini Alasan Kenapa Banyak Orang Menikah pada Bulan Syawal

Pada pakaian adat pernikahan Palembang, terdapat sebuah aksesori ikat pinggang yang disebut sebagai pending.

Ikat pinggang tersebut memiliki simbol bahwa kedua mempelai pengantin harus siap untuk menjalani kehidupan berumah tangga.

Sementara, juga ada gelang gepeng yang digunakan di lengan, yang bermakna nilai sosial, berupa persatuan, saling menguatkan dan juga kerukunan.

Ukuran untuk pending sendiri ialah sekitar 6x9 cm yang dibuat dari emas 20 karat yang berbentuk lempengan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: