Jemaah Haji Indonesia Akan Gunakan Smartcard untuk Akses Armuzna, Ini Sanksinya Kalau Hilang
Jemaah Haji Indonesia Akan Gunakan Smartcard untuk Akses Armuzna, Ini Sanksinya Kalau Hilang-kemenag-
PALPRES.COM- Musim haji 2024, pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan memberikan smartcard berupa kartu elektronik kepada jemaah haji, termasuk untuk jemaah haji Indonesia.
Kartu itu akan menjadi akses jemaah masuk ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Hal ini Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief kepada Tim Media Center Haji di Madinah belum lama ini.
"Smartcard ini merupakan salah satu alat yang dikeluarkan pemerintah Saudi untuk digunakan seluruh jemaah haji sebagai akses saat pelaksanaan puncak haji di Armuzna. Ini juga digunakan untuk menjaga validitas data jamaah haji yang akan melaksanakan haji tahun 2024 ini," sebut Hilman.
BACA JUGA:70 Persen Calon Jemaah Haji Kloter 4 Palembang Resiko Tinggi, Berasal dari Provinsi Bangka Belitung
BACA JUGA:Kloter 4 Calon Jemaah Haji Bangka Belitung Terbang dari Bandara SMB II Palembang
Menurutnya, Smartcard berfungsi mencegah siapa pun yang nekat berhaji tanpa prosedur atau jalur resmi.
Smartcard juga menjadi inovasi terbaru yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi pada musim haji 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Smartcard berbentuk seperti Id Card dan berisi QR Code.
Sehingga, ketika ada pemeriksaan dari otoritas terkait di Arab Saudi, smartcard akan menampilkan data resmi jemaah.
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Pastikan Produksi Avtur Penuhi Permintaan selama Penerbangan Haji 2024
BACA JUGA:Alhamdulillah, 12.072 Jemaah Haji Indonesia Sudah Tiba di Madinah
"Saat puncak haji untuk akses Armuzna, QR Code yang terdapat di dalam smartcard akan discan lalu dicek kebenaran data jemaahnya. Jika sesuai datanya akan diizinkan masuk, jika tidak sesuai maka jemaah tidak diizinkan masuk Arafah untuk berhaji,” terangnya.
“Untuk masuk Masyair di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, harus ada smartcard tersebut. Termasuk saat pergeseran dari hotel menuju Arafah, setiap bus dicek satu persatu lalu dihitung berapa orang di kursi busnya, baru boleh jalan sampai ke Arafah. Jadi tidak ada penumpang gelap di jalan,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: