Citraland
Honda

Masyaa Allah, Tahun Ini Jemaah Haji Bisa Menyaksikan Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Kapan Waktunya?

Masyaa Allah, Tahun Ini Jemaah Haji Bisa Menyaksikan Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Kapan Waktunya?

Jemaah haji tahun ini dapat menyaksikan fenomena astronomis yang terjadi hanya dua kali dalam setahun yaitu terjadi pada 28 Mei 2024 -freepik-

Bila di tahun kabisat, peristiwa ini akan terjadi pada 27 Mei dan 15 Juli.

Pada 28 Mei 2024, jemaah haji Indonesia sebagian sudah berada di Makkah, baik yang tiba melalui bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, maupun dari King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah.

BACA JUGA:Catat, Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Tempat-tempat Ini

BACA JUGA:Jemaah Haji Indonesia Akan Gunakan Smartcard untuk Akses Armuzna, Ini Sanksinya Kalau Hilang

Sebab, jemaah haji dari Madinah akan mulai diberangkatkan ke Makkah pada 20 Mei 2024.

Sementara jemaah haji gelombang kedua mulai berangkat dari Indonesia ke Jeddah pada 24 Mei 2024.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag RI, Adib mengatakan, berdasarkan tinjauan imu falak, fenomena ini juga disebut Rashdul Kiblat, yaitu bayang-bayang benda waktu itu adalah bayang-bayang kiblat.

"Peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Qiblat akan terjadi pada Senin dan Selasa, 27 dan 28 Mei 2024 bertepatan 18 dan 19 Zulkaidah 1445 H pada jam 16:18 WIB atau 17:18 WITA. Saat itu, matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah," ujar Adib di Jakarta, 15 Mei 2024.

BACA JUGA:70 Persen Calon Jemaah Haji Kloter 4 Palembang Resiko Tinggi, Berasal dari Provinsi Bangka Belitung

BACA JUGA:Kloter 4 Calon Jemaah Haji Bangka Belitung Terbang dari Bandara SMB II Palembang

Ditjen Bimas Islam Kemenag mengimbau umat muslim di Indonesia untuk mengecek arah kiblat pada Senin dan Selasa, 27 dan 28 Mei 2024 seiring terjadinya peristiwa istiwa a’zam atau rashdul kiblat tersebut.

Adib mengatakan, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, di antaranya menggunakan kompas, theodolite, serta fenomena Istiwa A'zam.

“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat,” kata Adib.

Menurut Adib, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat masyarakat akan melakukan pengecekan arah kiblat pada momen Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat.​​​​​​​

Pertama, memastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan lot/bandul. Kedua, ermukaan dasar harus datar dan rata, dan ketiga, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: