Honda

Jemaah Calon Haji Wajib Memakai Kartu Pintar untuk Masuk Arafah

Jemaah Calon Haji Wajib Memakai Kartu Pintar untuk Masuk Arafah

Jemaah calon haji wajib memakai kartu pintar untuk masuk Arafah.-Kemenag-

PALPRES.COM - Ada yang berbeda dari penyelenggaraan ibadah haji pada tahun 2024 ini. 

Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan kartu pintar (smart card), yang akan digunakan oleh jemaah haji sebagai akses untuk mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Kebijakan penggunaan smart card, baru diterapkan tahun ini oleh Pemerintah Arab Saudi. Nah, ini harus diikuti oleh jemaah Indonesia," tutur Anna Hasbie, Juru Bicara Kementerian Agama, di Jakarta, Selasa 21 Mei 2024.

Ia melanjutkan, jemaah haji Indonesia diminta membawa smart card selama berada di Tanah Suci, terutama pada puncak haji di Armuzna.

BACA JUGA:Suhu 41 Derajat Celcius di Madinah, Jemaah Haji Palembang Keluhkan Pusing dan Bibir Pecah-pecah

BACA JUGA:Embarkasi Palembang Berangkatkan Jemaah Haji Kloter 8, Tersisa 1 Kelompok Terbang dari Gelombang Pertama

"Smart card adalah kartu yang nanti akan dipakai oleh jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Setiap jemaah ke Armuzna, wajib memakainya," terang Anna.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurrahman juga mengimbau agar ketua kloter, ketua rombongan dan ketua regu, termasuk juga jemaah, bertanggung jawab memastikan kartu tidak hilang dan menjaga sebaik mungkin.

"Kami memberikan imbauan ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, dan jemaah agar bisa menjaganya sebaik mungkin. Jangan sampai hilang," imbaunya. 

Dikatakan, smart card akan didistribusikan melalui Kepala Sektor untuk diberikan kepada ketua kloter. 

BACA JUGA:Kemenag Sidak 2 Katering Jemaah Haji Indonesia, Pastikan Proses Memasak Sesuai Ketentuan

BACA JUGA:Sambut Kedatangan Jemaah Haji Gelombang II, Ini Persiapan Petugas Haji di Makkah

Mereka yang akan membagikan smart card kepada jemaah melalui ketua rombongan.

"Kemudian nanti teknis pembagiannya ke Kasektor. Kasektor yang nanti membagikan kepada ketua kloter. Ketua Kloter nanti yang akan membagikan ke ketua rombongan, lalu ke ketua regu dan jemaah. Kami mengimbau ketua regu kloter dan jemaah haji benar- benar menjaganya agar tidak hilang," jelas Khalil.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan cadangan kartu bagi jemaah apabila kehilangan smart card. 

Namun jumlahnya sangat terbatas.

BACA JUGA:Jemaah Haji Kloter 8 Tiba di Asrama Haji, Ini Layanan yang Diterima Jemaah

"Dari Kementerian Haji Saudi, jelasnya, kalau hilang bisa diganti tapi dibatasi 10 persen dari jemaah haji Indonesia. Kami mengimbau supaya (para jemaah) hati-hati menyimpannya," tutur Khalil

Khalil menambahkan, smart card ini merupakan implementasi pelaksanaan peraturan Arab Saudi yang mengeluarkan fatwa bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa.

"Nah itu (smart card) sama dengan izin (berhaji)," imbuh Khalil.

Kartu smart card didominasi warna coklat dan putih. 

Pada bagian depan terdapat foto dan data profil jemaah. 

Di sana juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jemaah.

Apa saja data yang tersaji? 

Khalil menjelaskan bahwa data tersebut antara lain berisi nama jemaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jemaah di Makkah.

Bagaimana kalau hilang? 

Menurut Khalil, Kementerian Haji Saudi akan menggantinya, tetapi dibatasi maksimal 10 persen dari jumlah kuota haji Indonesia.

"Kalau hilang harus ke kasektor, kami akan mengurusnya. Ini hal yang baru pertama kali dalam sejarah ibadah haji. Ini satu sisi membantu tapi untuk lansia ada kerepotan. Tapi ini dalam rangka untuk melaksanakan peraturan di Arab Saudi," kata Khalil.

Smart card, kata Khalil, akan dipakai saat wukuf di Arafah. 

"Pemeriksaan itu akan dilakukan di padang Arafah. Secara random sampling. Itu kan untung-untungan. Kalau nanti ada yang hilang kartunya, tetap kloter sampaikan ke sektor ke maktab. Pokoknya jemaah haji yang resmi tidak usah khawatir, tapi jangan sampai hilang," pesan Khalil.

Khalil mengatakan mengenai smart card ini akan terus disosialisasikan di berbagai forum di setiap sektor saat bimbingan haji.

"Di masing-masing kloter ada ketua rombongan dan regu. Ada KBIH juga. Tahun lalu 70 persen lebih gabung KBIH itu yang akan kita berdayakan untuk sosialisasi," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: