Honda

Ruas Tol di Sumatera Utara Jadi Proyek Molor, Hutama Karya Ungkap Penyebabnya

Ruas Tol di Sumatera Utara Jadi Proyek Molor, Hutama Karya Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi ruas jalan tol di Sumatera Utara yang menjadi proyek molor-freepik-

PALPRES.COM - Salah satu ruas jalan tol di Sumatera Utara menjadi proyek molor.

Penyebab molornya proyek yang seharusnya selesai tahun 2023 ini diungkapkan langsung PT Hutama Karya.

Ya, Hutama Karya merupakan pengelola ruas Jalan Tol Binjai - Langsa.

Salah satu dari lintasan yang sedang dikerjakan ini panjangnya mencapai 18,9 kilometer.

BACA JUGA:Masyarakat Banyak yang Kecanduan Main Slot, Presiden Jokowi Harapkan Satgas Judi Online Tunjukkan Hasil Nyata

Lantas, apa yang menjadi penyebab molornya proyek jalan bebas hambatan di Sumatera Utara ini?

Diketahui, penyebab ngadatnya proyek jalan bebas hambatan ini lantaran karakteristik jalur proyek yang terbilang sangat spesial.

Hutama Karya juga mengungkapkan secara gamblang deretan kendala yang dihadapi.

Sebagai informasi, jalan tol sepanjang 18,9 kilometer di Sumatera Utara ini disebut proyek molor adalah ruas Tanjung Pura - Pangkalan Brandan.

BACA JUGA:Resep Pempek Celimpungan yang Enak dan Gurih, Cara Membuatnya Mudah Hanya 30 menit, Cocok Jadi Ide Jualan

Hutama Karya mengungkap bahwa pengerjaan terpaksa molor lantaran terdapat kendala di lokasi proyek yang harus diselesaikan.

Menurut Kepala Proyek Zona 4 I Made Winartha Sentana mengungkap memang Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan ini, dari STA-39 hingga STA-46 terdapat karakter tanah lunak yang harus ditangani.

Penyebab kedua, yakni proyek strategis Jalan Tol milik Sumatera Utara ini bisa dilihat dari jalurnya.

Disebut spesial lantaran lintasan tol ini melintasi pipa gas milik Pertagas atau Pertamina Gas.

BACA JUGA:Lowongan Kerja PT Pelabuhan Penajam Banua Taka (ASTRA Infra Port – Eastkal)

BACA JUGA:5 Mobil Bekas Merek Ini Dicari KoIektor dan Dihargai Tinggi, Cek Faktanya!

Lintasan ini berada di Jalan Tol Tanjung Pura - Pangkalan Brandan STA-52, sehingga SOP dan standar keamanan yang diterapkan perlu perhatian khusus.

Walaupun menjadi proyek molor, disinilah kolaborasi dan strategis putar otak tingkat tinggi dilakukan Hutama Karya dan Pertagas.

Penanggungjawab Proyek STA 52 Hutama Karya, Bagus Sagita Gilang Perdana membenarkan bahwa pengerjaan ini membutuhkan standar keamanan tingkat tinggi.

Supervisor HSE District Brandan dari Pertagas, Eko Maryono pun menjelaskan bahwa ada cara khusus agar pipa gas terjaga dan tak terkena dampak proyek jalan tol ini.

BACA JUGA:9 Lowongan Kerja BUMN dari PT Putra Wijayakusuma Sakti (Danareksa Group) Penempatannya Ada di Kota Ini

BACA JUGA:Rekomendasi 6 Menu Enak dan Unik saat Lebaran Idul Adha, Rasanya Bikin Nagih

Demi mengamankan pipa gas, pihaknya pun membangun Bore Pile, sebuah pondasi jalan tol yang bentuknya seperti tabung panjang dan ditancapkan ke tanah.

Ada pula geotex hingga atap pada bagian struktur temporary-nya agar pipa tersebut aman dari paparan sinar UV dan cuaca dinamis yang rentan merusak lapisan jalur gasnya.

Informasi lainnya, adanya upaya penerapan standar keamanan super ketat pada proyek ini disebabkan lantaran pipa gas masih dalam kondisi aktif dan bertekanan tinggi.

Pipa gas yang bertabrakan dengan proyek Jalan Tol Tanjung Puta - Pangkalan Brandan ini mengalir untuk memberikan manfaat dari daerah Arun hingga Belawan.

BACA JUGA:Promo Spesial Uniqlo, Harga Mulai Rp129 Ribu Berlaku Mulai 23 Mei, Waktunya Shopping!

Pengaliran gas ini penting bagi keberlangsungan industri, industri pupuk, rumah tangga hingga pembangkit listrik untuk penuhi kebutuhan masyarakat Sumatera Utara dan Aceh.

Jika terjadi gangguan pada pipa tersebut, maka bisa menyebabkan gangguan listrik di 2 provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: