Honda

Bikin Ulah Lagi, Puluhan Tentara Korut Terobos Perbatasan Korsel

Bikin Ulah Lagi, Puluhan Tentara Korut Terobos Perbatasan Korsel

Tentara Korut dan Korsel saling berhadapan di Garis Demarkasi Militer DMZ (Zona Demiliterisasi), yang membatasi antara Korut dan Korea Selatan (Korsel).-Tangkapan Layar X @Marchfoward-

SEOUL, PALPRES.COM – Tentara Korut terobos perbatasan Korsel, hingga memicu ketegangan dengan militer Korsel yang menjaga wilayah batas negaranya.

Peristiwa tersebut diketahui terjadi Selasa 18 Juni 2024 waktu setempat.

Ulah prajurit negara pimpinan Kim Jong Un ini, merupakan kali kedua mereka lakukan dalam 14 hari terakhir.

Sebelumnya, pada Selasa 11 Juni 2024 waktu setempat, prajurit Korea Utara (Korut) kepergok melewati Garis Demarkasi Militer DMZ (Zona Demiliterisasi) yang membatasi antara Korut dan Korea Selatan (Korsel).

BACA JUGA:Yamaha Rilis Skutik Baru Lagi! Bermesin 125 Cc Turbo Mirip NMAX?

BACA JUGA:Daftar 10 Pemain Terbaik di Matchday Pertama Euro 2024

Saat itu, prajurit penjaga dibagian wilayah Korsel sempat melepaskan tembakan ke udara untuk memberi peringatan pada prajurit Korut.

Hal ini juga dilakukan, saat prajurit Korut kembali menerobos Garis Demarkasi Militer DMZ, Selasa kemarin.

Manakala melihat ada puluhan prajurit Korut yang dengan sengaja masuk ke wilayahnya, tentara penjaga Korsel melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Tembakan itu sebagai bentuk teguran keras kepada prajurit Korut, untuk segera kembali masuk ke wilayahnya.

BACA JUGA:Rayakan Idul Adha, Astra Motor Sumsel Sumbangkan Hewan Kurban

BACA JUGA:Nandriani Janji Gajinya Dialokasikan ke Bansos Bila Menang Pilkada Palembang Nanti, Janji Politik Ibu Kita

Mendengar suara tembakan, rombongan prajurit Korut yang tampak membawa peralatan kerja segera balik kanan dan kembali ke wilayah negaranya.

Ketegangan yang dipicu aksi prajurit Korut ini, terjadi tak lama Presiden Rusia Vladimir Putih tiba ke Pyongyang dalam rangka pertemuan dengan Pimpinan Korut Kim Jong Un.

Sebelumnya, ketegangan antara Korut dan Korsel sudah berlangsung sejak lama.

Sejak berlansungnya Perang Korea pada 1950 hingga 1953.

BACA JUGA:3 Pondasi Hidup Menurut Masyarakat Jawa Kuno, Nomor 1 Ojo Dumeh, Ini Maknanya

BACA JUGA:Pertamina EP Bunyu Field dan Tarakan Field Hijaukan Area Operasi di Kalimantan Utara

Perang tersebut melibatkan China di pihak Korut, dan Amerika Serikat di belakang Korsel.

Perang tersebut akhirnya berakhir dengan gencatan senjata antara Korut dan Korsel.

Namun masalahnya, berakhirnya perang Korut dan Korsel yang ditandai gencatan senjata, tidak diikuti dengan adanya perdamaian.

Akibatnya, hingga kini kedua negara masih dalam status perang.

BACA JUGA:All New Honda BeAT Segera Mengaspal di Palembang, Ini Jadwal Peluncurannya

BACA JUGA:Punya Stok Daging Banyak, Enaknya Bikin Daging Sapi Crispy Saus Mentega, Ini Resep dan Cara Membuatnya

Korut dan Korsel kemudian dibatasi sebuah Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) atau zona penyangga.

Masing-masing zona penyangga, dalam penjagaan ketat oleh para tentara masing-masing negara.

Uniknya, posisi mereka saling berhadap-hadapan.

Kondisi ini kerap memicu ketegangan diantara prajurit masing-masing negara.

BACA JUGA:Ucok Abdulrauf Damenta Resmi Jadi Penjabat Walikota Palembang, Gantikan Ratu Dewa yang Maju Pilkada 2024

BACA JUGA:HUT Bhayangkara Ke-78 Tahun, Polres OKI Bedah Rumah Warga Mesuji Makmur

Hal itu terus terjadi hingga saat  ini. 

Walau beberapa kali upaya perdamaian pernah digagas untuk menyatukan Korut dan Korsel dalam satu Korea, namun hal itu tak pernah tercapai.

Karena ketegangan demi ketegangan terus terjadi, diantara Korut dan Korsel.

Misalnya, saat pihak Korut sengaja melepaskan ribuan balon dengan muatan sampah dan tinja ke Korsel.

BACA JUGA:PERHATIAN! Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup Mulai 21 Juni 2024, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Berhasil Uji Coba Operasi Bekapai Artificial Lift, PHM Bisa Tambah Produksi 2.000 Minyak BOPD

Jelas pihak Korsel murka dengan yang apa yang dilakukan Korut.

Melalui pembelot Korut yang tinggal di Korsel, negara tersebut balas mengirimkan balon ke wilayah “saudara utaranya” tersebut.

Namun isinya bukan tinja dan sampah, melainkan USB yang isinya full drama Korea.

Selain itu, ada juga USB full lagu-lagu K-Pop yang dinyanyikan artis Lim Young-woong.

BACA JUGA:Simbol Kharisma dan Kekayaan, Intip Keistimewaan Weton Tibo Pati Milik Soekarno dan Soeharto

BACA JUGA:Inovasi Quality Control, PHR Kembangkan Aplikasi I-TRUST untuk Tingkatkan Keandalan Operasi Migas

Selebaran anti Korea Utara pun tak lupa dikirimkan oleh kelompok yang dipimpin Park Sang Hak.

Bentuk ketegangan lainnya, terlihat saat kedua negara terlibat dalam perang loud speaker.

Kedua negara sama-sama memasang loud speaker berkekuatan besar, di perbatasan masing-masing.

Arah loud speaker sengaja dibuat saling berhadap-hadapan.

BACA JUGA:Viral Sebut Gagal Seleksi Karena Pemain Titipan, Ernando Ari Klarifikasi Soal Terkait Ucapannya Orang Dalam

BACA JUGA:Untuk Kedua Kalinya, Propam Polres Muba Periksa Hp Seluruh Anggota? Ini Tujuannya

Korsel menyiarkan propaganda kepada warga Korut, dan hal yang sama juga dilakukan oleh Korut kepada warga Korsel. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: