Honda

MIRIS! 5 Kota di Jawa Timur Ini Paling Tidak Aman Bagi Perempuan, Nomor 1 dan 3 Zona Merah

MIRIS! 5 Kota di Jawa Timur Ini Paling Tidak Aman Bagi Perempuan, Nomor 1 dan 3 Zona Merah

Ilustrasi kota di Jawa Timur yang paling tidak aman bagi perempuan-Parapuan-

PALPRES.COM - Sejumlah kasus kekerasan tengah menjadi sorotan di Jawa Timur, dimana korbannya kebanyakan adalah perempuan.

Terdapat 7 kota yang dianggap paling tidak aman bagi perempuan di Jawa Timur.

Menurut laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenppa) sepanjang triwulan I 2024, setidaknya tercatat 957 kasus kekerasan dengan rincian 209 korban laki-laki dan 811 korban perempuan.

Diketahui, kekerasan terhadap perempuan ini banyak jenisnya, misalnya kekerasan fisik, psikis, seksual dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, HK Perkuat UMKM di Rest Area Jalan Tol

Setidaknya, ada 5 kota di Jawa Timur yang memiliki angka kekerasan terhadap perempuan paling tinggi.

Berikut ini daftar 5 kota di Jawa Timur dengan angka kekerasan terhadap perempuan paling tinggi:

1. Gresik

Di urutan pertama ada Kota Gresik yang menduduki peringkat tertinggi dalam kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Timur Triwulan 1 Tahun 2024 dengan catatan 21 kasus.

BACA JUGA:Polisi Bergerak Buru Pemilik Sumur Muba Yang Terbakar, Stop Segala Kegiatan Tambang Ilegal

Angka ini memperlihatkan prevalensi kekerasan seksual paling tinggi dari total kasus di Provinsi Jawa Timur.

Kasus terbaru, puluhan istri di Gresik melaporkan suaminya ke Polres Gresik lantaran KDRT pada 28 Juni 2024.

Kasus ini bermula dari berbagai persoalan, mulai dari wanita idaman lain hingga persoalan ekonomi.

Namun demikian, pemerintah daerah sebetulnya telah berupaya menekan kasus kekerasan terhadap perempuan diantaranya membentuk Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak.

BACA JUGA:Sumur Illegal Drilling Terbakar, Pj Bupati Muba Langsung Turun ke Lokasi

2. Surabaya

Kemudian ada Surabaya yang mencatatkan 18 kasus kekerasan terhadap perempuan selama 2024.

Banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya perkara terhadap kaum perempuan.

Misalnya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban, terutama dalam situasi dimana pelaku mempunyai otoritas terhadap korban.

BACA JUGA:Inilah 3 Jenis Batu Akik Bacan Paling Disukai Kalangan Pesohor

Selanjutnya ketidakstabilan ekonomi turut menjadi pemicu kekerasan seksual, baik melalui pekerjaan yang memanfaatkan secara eksploitasi.

3. Jombang

Di tahun 2023, kasus pelecehan seksual di Jombang sangat memprihatinkan.

Setidaknya tercatat ada 55 kasus yang terjadi selama tahun 2023.

BACA JUGA:Israel Invasi Militer ke Lebanon, Iran Beri Peringatan Keras Ini

Riciannya, 21 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), 32 kasus kekerasan seksual dan 2 kasus pidana umum.

Mirisnya, dari semua kasus itu 24 diantaranya korban di usia pelajar bahkan 8 anak dinyatakan hamil.

Sementara di triwulan 1 tahun 2024, terdapat 18 kasus yang telah ditangani pihak berwajib.

4. Sidoarjo

BACA JUGA:Deretan Tanaman Hias yang Bisa Mengatasi Jamur, yuk Simak Ulasannya

Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Sidoarjo sempat menghawatirkan, sebab pada tahun 2023 sempat mengalami kenaikan di angka 162 kasus.

Data ini menempatkan Sidoarjo pada urutan ketiga tertinggi di Jawa Timur setelah Jember dan Surabaya.

Selama triwulan pertama tahun 2024, kekerasan terhadap perempuan di Sidoarjo hanya terjadi 15 kasus.

5. Jember

BACA JUGA:Muara Enim Masih Tergenang! 167 KK Terdampak Banjir Yang Signifikan

UPTD PPA Jember merilis sejumlah kasus kekerasan etrhadap perempuan kembali naik di tahun 2024.

Hingga Februari lalu, setidaknya ada 42 korban yang mendapat pendampingan khusus dari pihak UPTD PPA.

Dari kasus ini, pada Januari ada sebanyak 18 korban dan Februari sebanyak 24 korban.

Sayangnya, jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan angka di bulan yang sama di tahun 2023 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: