Honda

Inilah Pondok Pesantren Tertua di Sumatera Selatan, Sempat Terancam Punah di Era Kolonial Belanda

Inilah Pondok Pesantren Tertua di Sumatera Selatan, Sempat Terancam Punah di Era Kolonial Belanda

Ilustrasi pondok pesantren tertua di Sumatera Selatan-pexels-

INDRALAYA, PALPRES.COM - Indonesia tentunya mempunyai banyak sekali pondok pesantren yang usianya telah legendaris, salah satunya di Sumatera Selatan ini.

Berdasarkan sejarah penyebaran Islam di Indonesia, pintu masuk berkembangnya Islam dan pendidikan berbasis pesantren utamanya ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Selain adanya kerajaan Islam di Palembang, penyebaran pesantren di Sumatera Selatan akhirnya mulai berkembang ke daerah lainnya.

Uniknya, institusi pendidikan berbasis agama Islam dan asrama yang usianya legendaris atau tertua justru lokasinya bukan berada di tengah perkotaan.

BACA JUGA:Indonesia atau Australia Juaranya? Inilah Negara dengan Terumbu Karang Terbanyak di Dunia

Dengan usia mencapai 92 tahun, sekolah agama ini rupanya mengakar kuat di daerah yang jaraknya 66,9 kilometer dari ibu kota provinsi Sumatera Selatan.

Lantas, di mana letak pondok pesantren tertua di Sumatera Selatan?

Ternyata, pondok pesantren tertua di Sumatera Selatan bukan ada di Palembang, melainkan di Kabupaten Ogan Ilir (OI).

Menariknya, pondokan ini telah berdiri sejak tahun 1930, dimana masa itu merupakan awal perkembangan Islam di Indonesia.

BACA JUGA:MAKIN SENGIT! Popo Ali Sangat Percaya Akan Didukung Golkar Dalam Pilkada Serentak, Siap Tantang Anita

Hal yang menakjubkan yakni pesantren di Ogan Ilir ini dibangun oleh sosok pendakwah sederhana yang teramat gigih dan konsisten.

Sosoknya yaitu KH Anwar bin Kumpul, beliau membangun tempat belajar berbasis agama dan asrama berbekal dari keilmuannya yang dipertajam dari hasil pengembaraannya.

Seperti diketahui, KH Anwar telah menimba ilmu dengan berbagai ulama besar di Ogan Ilir hingga dirinya berangkat ke Timur Tengah, yakni Mekkah untuk belajar langsung disana.

Ketika di Mekkah, KH Anwar belajar di Madrasah Shaulatiyah, usai menyelesaikan masa pendidikannya beliau bercita-cita membangun sebuah pondok pesantren di daerahnya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: