Honda

Eksis Sejak 1912, Pabrik Rokok Legendaris di Jawa Timur Ini Kini Dicaplok Asing, Kok Bisa?

Eksis Sejak 1912, Pabrik Rokok Legendaris di Jawa Timur Ini Kini Dicaplok Asing, Kok Bisa?

Ilustrasi pabrik rokok legendaris di Jawa Timur yang kini dicaplok asing-pixabay-

Selama pendudukan Jepang, Liem dibawa ke Jawa Barat untuk kerja paksa sehingga tak bisa mengurus HM Sampoerna sama sekali.

Usai penjajahan Jepang berakhir, Liem membangun kembali bisnisnya dengan memasarkan merek andalan yakni Dji Sam Soe.

BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia Kolombia vs Argentina: Penalti James Balas Dendam Kekalahan di Final Copa America

BACA JUGA:Buruan Bayar! Pemprov Lampung Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2024, Ini Tanggal Berakhirnya

Baru beberapa tahun pulih, tepatnya pada 1956 perusahaan ini terpaksa gulung tikar lantaran ekonomi perusahaan yang kian buruk pasa terjadi konflik internal.

Tak diam begitu saja, Putra Liem Aga Sampoerna mengambil alih perusahaan ayahnya dan memimpin dengan manajemen baru yang sebelumnya juga telah memiliki pabrik rokok sendiri.

Aga mampu membangkitkan kembali HM Sampoerna dengan produk andalannya Dji Sam Soe yang berhasil mempunyai 7.000 karyawan yang tersebar di pabrik Bali, Malang dan Surabaya.

Kemudian tahun 1977, Aga mempersiapkan penerusnya Putera Sampoerna untuk mengambil alih perusahaan dan melakukan modernisai pada produksi rokoknya.

BACA JUGA:Update Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, Antam Tetap, UBS Naik Tipis

BACA JUGA:Simak! 7 Jenis Minuman yang Dapat Menambah Imun Tubuh Pada Anak-anak

Duet ayah dan anak ini bisa menjadikan nama HM Sampoerna semakin besar sehingga mampu melahirkan banyak anak perusahaan seperti Alfamart dan Sampoerna Bank.

Selain itu, modernisasi yang terus dilakukan mengikuti perkembangan zaman juga menjadikan perusahaan ini berhasil melakukan ekspor ke Malaysia, Myanmar, Vietnam, Filipina dan Brasil.

Selanjutnnya tahun 2005 publik dibuat terkejut dengan adanya kabar bahwa HM Sampoerna resmi diakuisi oleh Philip Morris Internasional dengan transaksi diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar.

Dari hasil akuisisi ini Putera mendapat dana Rp18,5 triliun yang dijadikan modal untuk bisnis yakni agroindustri dibawah Sampoerna Staregic Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: