Laporan Bank Indonesia Bulan Agustus 2024, Inflasi Terjaga Rendah, Pertumbuhan Kredit Tetap Kuat
Laporan Bank Indonesia Bulan Agustus 2024, Inflasi Terjaga Rendah, Pertumbuhan Kredit Tetap Kuat--
Hingga minggu kedua September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,1 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp118,6 triliun, BUSN sebesar Rp110,5 triliun, BPD sebesar Rp24,4 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,6 triliun.
Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Hilirisasi Minerba dan Pangan, UMKM, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
BACA JUGA:HLM Pengendalian Inflasi, Ini 5 Arahan Pj Gubernur Sumsel Kepada Tim TPID Sumsel
BACA JUGA: Pemkot Lubuklinggau dan Bank Sumsel Babel Kolaborasi Dalam Pengendalian Inflasi
Pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi, terutama korporasi di sektor padat modal, sedangkan permintaan kredit korporasi di sektor padat karya perlu terus ditingkatkan.
Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga terjaga, terutama pada sektor Properti.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor Industri, LGA, dan Pengangkutan.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, yang masing-masing tumbuh sebesar 10,75% (yoy), 13,08% (yoy), dan 10,83% (yoy) pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Sukses Kendalikan Inflasi Daerah, Pemkab Banyuasin Raih Penghargaan Ini dari Kemendagri
BACA JUGA:Sukses Kendalikan Inflasi Daerah, Muba Dapat Insentif Fiskal Rp5,6 Miliar
Pembiayaan syariah dan kredit UMKM tumbuh masing-masing sebesar 11,61% (yoy) dan 4,42% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas kisaran 10-12%.
Bank Indonesia akan terus memperkuat implementasi KLM, termasuk kepada sektor yang mendukung penciptaan lapangan kerja, sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru (sektor tersier), dan sektor yang dapat meningkatkan inklusivitas, termasuk kelas menengah bawah, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Ketahanan sistem keuangan terjaga baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: