Israel Bom RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Ini Sikap Keras Indonesia
Tentara Israel tampak menjadikan ambulans yang akan mengevakuasi para korban, sebagai sasaran tembakan-Tangkapan Layar X @PeruginiNic-
Dr. Hussam Abu Safiya, Direktur RS Kamal Adwan, dalam kondisi mengalami luka tembak, tetap melayani pasien di rumah sakit yang terkepung Israel tersebut-Tangkapan Layar X @PetraSchur-
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, lima petugas medis Indonesia yang menjadi sukarelawan di RS Kamal Adwan, Gaza Utara, diusir paksa oleh Tentara Israel pada Jumat kemarin.
Para sukarelawan dari MER-C tersebut dipaksa meninggalkan kawasan rumah sakit, karena Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berencana melakukan serangan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Trump Menangi Pilpres AS, Ini Sikap Hamas dan Hizbullah
BACA JUGA:Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas Terakhir di Gaza, Ini Profilnya
Sukarelawan yang tergabung dalam Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C), sebuah organisasi non-pemerintah Indonesia, baru beberapa hari memberikan layanan medis di RS Kamal Adwan.
Sebelumnya, rumah sakit tersebut telah mengalami pengepungan dan gempuran oleh pihak Israel sejak Oktober, yang menyebabkan kesulitan serius, termasuk kekurangan bahan bakar dan kebutuhan medis lainnya.
Tim medis Indonesia berhasil memasuki wilayah tersebut pada 1 Desember, menjadi tim medis darurat pertama yang mencapai rumah sakit itu dalam 60 hari terakhir.
Namun, setelah mendapatkan peringatan dari pihak Israel, mereka terpaksa meninggalkan rumah sakit dan berjalan kaki beberapa kilometer.
BACA JUGA:Berduka atas Kematian Yahya Sinwar, Ini Sumpah Para Militan Hamas
BACA JUGA:Israel Pastikan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Biden-Harris Harap Kekerasan Berakhir
Sebagian besar dokter rumah sakit telah ditahan oleh tentara Israel sejak penggerebekan yang terjadi pada akhir Oktober.
Menurut Dr. Hussam Abu Safiya, Direktur RS Kamal Adwan, tim medis Indonesi. terdiri dari Sulistiyani, seorang ahli bedah, seorang dokter kandungan, dan dua perawat.
Mirisnya, tim medis Indonesia adalah satu-satunya tim yang mampu melakukan operasi dalam beberapa hari terakhir.
Sejak tim medis Indonesia meninggalkan rumah sakit, Dr. Hussam melaporkan bahwa tidak ada lagi ahli bedah yang tersedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: