Honda

Beredar Video Klarifikasi, Keluarga Korban Sebut Dibuat Setelah Penganiayaan

Beredar Video Klarifikasi, Keluarga Korban Sebut Dibuat Setelah Penganiayaan

Oknum mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Raden Fatah saat membuat video klarifikasi yang tersebar di grup WA.-Tangkapan layar video -

PALEMBANG, PALPRES.COM – Keluarga korban mahasiswa yang diduga menjadi korban penganiayaan menanggapi beredar video klarifikasi yang di grup WhatsApp (WA).

Mereka menilai video tersebut dibuat korban berinisial AR (19) di bawah tekanan senior.

Orang tua korban, Maimunah mengatakan, video tersebut dengan tekanan senior dalam organisasi.

Hal ini dikarenakan, korban dinilai sudah menyebarkan informasi internal.

Anak saya di bawah tekanan seniornya, dan itulah yang menjadi ketakutan anaknya untuk membuat laporan polisi," ujarnya, Senin (3/10/2022).

BACA JUGA: Mahasiswa PTN di Palembang Jadi Korban Penganiayaan Kakak Senior saat Diksar

Bahkan AR pun diancam kalau melaporkan kejadian itu, video yang tersebar akan menjadi bukti.

"Hal itulah menjadi dilema unjuk AR, dalam membuat laporan kepolisian," aku dia.

Dari keterangan AR ke dirinya bahwa video itu dibuat dan direkam seniornya usai penganiayaan yang dilalukan terhadap AR itu sendiri.

"Anak saya bilang video itu dibuat setelah penganiayaan, kemudian dia dikasih bedak oleh para seniornya sehingga luka lebamnya tidak terlihat dan dibikinlah video tersebut," tuturnya.

BACA JUGA:Mahasiswa Diduga Korban Kekerasan Akui Sebar Informasi Hoaks, Video Klarifikasinya Beredar di Grup WA

Dirinya memastikan bahwa video yang beredar tidak benar, dan faktanya anaknya mengalami luka lebam di wajahnya dan dibagian tangannya.

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri yang diduga mengalami kekerasan mengakui jika sudah menyerbarkan informasi hoaks.

Hal ini disampaikan melalui video berdurasi 54 detik yang tersebar di sejumlah grup WhatsApp, Senin, 3 Oktober 2022.

Di dalam video tersebut diketahui jika  mahasiswa berinisial AL berasal dari Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) UIN Raden Fatah Palembang.

BACA JUGA: Polisi Belum Terima Laporan Mahasiswa PTN Diduga Korban Penganiayaan Kakak Senior

AR mengakui mengalami tekanan dari senior untuk menyebarluaskan informasi internal kampus.

"Saya mengakui perbuatan saya yang telah menyebarkan informasi hoaks dan tidak dibenarkan. Saya menyebarkan informasi internal dari UKMK Litbang dan UKMK PPM," katanya.

Dia mengaku jika informasi hoaks tersebut mendapat tekanan dari sejumlah senior yang berasal dari berbagai organisasi ekstra kampus.

"Dari pernyataan saya ini tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun, saya siap mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut di hadapan Allah dan di ranah hukum," ucapnya.

BACA JUGA:Baim Wong Ngaku Sudah Diingatkan Paula Soal Konten Prank KDRT

Terpisah, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah, Dr. Muh. Syawaludin, M.Ag., mengaku akan mencari data valid untuk mengetahui sumber masalah yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: