Honda

Mahasiswa Diduga Korban Kekerasan Akui Sebar Informasi Hoaks, Video Klarifikasinya Beredar di Grup WA

Mahasiswa Diduga Korban Kekerasan Akui Sebar Informasi Hoaks, Video Klarifikasinya Beredar di Grup WA

Oknum mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Raden Fatah saat membuat video klarifikasi yang tersebar di grup WA.-Tangkapan layar video -

PALEMBANG, PALPRES.COM - Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri yang diduga mengalami kekerasan mengakui jika sudah menyerbarkan informasi hoaks.

Hal ini disampaikan melalui video berdurasi 54 detik yang tersebar di sejumlah grup WhatsApp, Senin, 3 Oktober 2022.

Di dalam video tersebut diketahui jika  mahasiswa berinisial AL berasal dari Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) UIN Raden Fatah Palembang.

AL mengakui mengalami tekanan dari senior untuk menyebarluaskan informasi internal kampus.

BACA JUGA: Mahasiswa PTN di Palembang Jadi Korban Penganiayaan Kakak Senior saat Diksar

"Saya mengakui perbuatan saya yang telah menyebarkan informasi hoaks dan tidak dibenarkan. Saya menyebarkan informasi internal dari UKMK Litbang dan UKMK PPM," katanya.

Dia mengaku jika informasi hoaks tersebut mendapat tekanan dari sejumlah senior yang berasal dari berbagai organisasi ekstra kampus.

"Dari pernyataan saya ini tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun, saya siap mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut di hadapan Allah dan di ranah hukum," ucapnya.

Terpisah, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah, Dr. Muh. Syawaludin, M.Ag., mengaku akan mencari data valid untuk mengetahui sumber masalah yang terjadi.

BACA JUGA:NasDem Resmi Usung Anies Jadi Capres untuk Pemilu 2024

"Sekarang kita mencari data valid, seperti apa persoalannya, sumber masalahnya apa. Oleh karena itu kami akan melakukam pendekatan secara pembinaan dan pendidikan. Hal di luar itu biarlah pihak lain, misalnya jika ada kekerasan maka selesaikan secara hukum," jelasnya.

Namun demikian, sambung dia, pihaknya tidak membenarkan adanya tindak kekerasaan di dunia pendidikan.

Sebab, organisasi memiliki etika kemahasiswaan yang harus dipatuhi.

"Pendidikan dan pembinaan diutamakan. Di luar hal yang melanggar etika harus ditegakkan sesuai hukum yang berlaku," katanya.

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan: FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Seperti diketahui, salah seorang mahasiswa UIN Raden Fatah (UIN RF) Palembang diduga mengalami kekerasan fisik saat tengah mengikuti pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yang berlangsung di Bumi Perkemahan (Buper), Gandus.

Berdasarkan informasi kegiatan diksar tersebut memang sudah menjadi agenda tahunan UKMK Litbang guna menjaring anggota baru.

Diksar tersebut dilaksanakan selama empat hari terhitung dari Kamis (29/09/2022) sampai Ahad (02/10/2022). Dari kegiatan ini diketahui salah satu peserta, Yono (nama samaran) menerima kekerasan dari panitia saat kegiatan berlangsung sehingga korban harus dilarikan ke rumah sakit.

Kapolsek Gandus Palembang, AKP Wanda Dhira Bernard saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.

BACA JUGA:Tingkatkan Efisiensi Layanan Pelabuhan, Pelindo Terapkan Digitalisasi

Benar adanya kejadian itu, dan telah dilakukan perdamaian dengan didampingi orang tua dan kakak korban ZL (21) serta panitia," ujarnya, Senin 3 Oktober 2022.

Dirinya menuturkan, bahwa kejadian ini terjadi akibat adanya kesalahpahaman internal dalam organisasi mereka. 

Sehingga terjadilah aksi penganiayaan, yang mengakibatkan korban mengalami luka lebam.

Jadi sudah ada surat pernyataan antara kedua belah pihak, yang kita saksikan bersama pihak keluarga hingga panitia setempat," aku dia.

BACA JUGA:Lebih Update dan Upgrade, Funworld Hadirkan 150 Jenis Permainan

Sementara itu, kakak kandung korban, ZL mengatakan, bahwa adiknya mahasiswa semester tiga Jurusan Ilmu Perpustakaan melakukan Diksar di Bumi Perkemahan Pramuka. 

Sementara itu, kakak kandung korban, ZL mengatakan, bahwa adiknya mahasiswa semester tiga Jurusan Ilmu Perpustakaan melakukan Diksar di Bumi Perkemahan Pramuka. 

"Adik saya panitia konsumsi dalam kegiatan Diksar tersebut, namun adik saya dituduh membocorkan rahasia internal. 

Dimana panitia diduga melakukan pungli, berupa meminta sembako kepada peserta di Bumi Perkemahan Pramuka Gandus," aku dia.

BACA JUGA: Harga Getah di PALI Turun, Harga Beras Malah Naik

Awalnya pihaknya menyangka cuma adanya kekerasan fisik saja dan akan melakukan damai, namun setelah melakukan visum di Rumah Sakit (RS) Hermina Jakabaring didapatkan lebih dari kekerasan fisik

Adik saya masuk rumah sakit kemarin (Ahad,red) sekitar pukul 12.30 WIB, dan setelah dilakukan visum kita mendapati adanya kekerasan melebihi kekerasan fisik dan dia baru mau cerita kepada kami," bebernya.

Untuk itu pihaknya akan menempuh jalur hukum. 

Kalau seperti ini kita akan menempuh jalur hukum, kita harapkan orang yang melakukan ini bertanggung jawab, khususnya pihak Universitas juga ikut bertanggung jawab karena memberikan izin dan mengetahui kegiatan itu," aku dia.

BACA JUGA:Ada Ban Hitam di Derby Manchester, Penghormatan Korban Tragedi Kanjuruhan

Sementara itu, keberadaan video tersebut masih menjadi simpang siur di tengah publik.

Beberapa warga mempertanyakan pembuatan video tersebut sebelum atau sesudah kejadian yang diduga penganiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: