Honda

KISAH SAHABAT NABI: Abdullah Dzul Bijadain, Dapat Doa Istimewa dari Rasulullah saat Wafat

KISAH SAHABAT NABI: Abdullah Dzul Bijadain, Dapat Doa Istimewa dari Rasulullah saat Wafat

Ilustrasi --voomatthenderson.blogspot.com

JAKARTA, PALPRES.COM - Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak sahabat, ada yang sudah dikenal umat Islam, dan ada yang belum banyak diketahui. 

Salah satunya yang belum banyak diketahui yakni Abdullah Dzul Bijadain.

Berarti hamba Allah yang mengenakan dua kain kasar. 

Nama ini diberikan Nabi Muhammad SAW saat bertemu pertama kali, dan berkenalan dengannya di Masjid Nabawi di Madinah usai Sholat Subuh. 

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Sudah Terbit Lagi SP2D PKH Tahap 3 Termin 4, Berikut Daftar Daerah yang Cair Mulai Hari Ini

Nama aslinya adalah Abdul Uzza. 

Seperti dikutip bersamadakwah.net, saat itu Abdullah memakai pakaian kasar dan sangat sederhana. 

Sarung dan baju yang dikenakan terbuat dari kain yang sama, warnanya juga tak berbeda.

Kala itu, ia memperkenalkan namanya yakni Abdul Uzza.

BACA JUGA:8 Daerah Dengan Tata Kota Terbaik di Indonesia, Palembang Masuk Daftar, Tapi Juaranya Kota Ini

Kepada Nabi Muhammad SAW, dia menceritakan bahwa ia hidup bersama pamannya di Muzaniyah dan cukup lama merahasiakan keislamannya kepada pamannya tersebut. 

Hingga akhirnya pamannya mengetahui hal itu dan mengusirnya dari rumah.  

Pamannya meminta kembali pemberian yang sudah diberikan, termasuk baju yang dipakai Abdullah.  

Baju tersebut langsung ia berikan saat itu juga. 

BACA JUGA:Kisah Abdurrahman Bin Auf yang Lebih Memkilih Akhirat Ketimbang Dunia

Setelah peristiwa itu Abdullah kembali pulang ke rumah ibunya dan ia memotong kain kasar yang dikenakan tersebut menjadi dua. 

Satu untuk sarung dan satu untuk baju. 

Setelah mendengar kisah itu, Nabi Muhammad SAW memberikan nama itu, Abdullah Dzul Bijadain.

Semenjak pertemuan dengan Rasulullah tersebut, akhirnya Abdullah tinggal dan hidup di Madinah.  

BACA JUGA:Perkutut Katuranggan Mustikaning Manuk, Burung Super Langka Paling Diburu Karena Hal Ini

Bertahun-tahun Abdullah tinggal dan hidup di lingkungan Rasulullah SAW

Ia dan beberapa sahabat merupakan Ahlus Suffah.  

Ahlus Suffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, tidak punya harta, dan tidak punya seorang pun. 

Mereka tinggal di serambi belakang Masjid Nabi Nabawi. 

BACA JUGA:8 Jenis Ayam Hias Paling Diburu Kolektor, Nomor 3 Berasal dari Malaysia

Meski dalam kondisi serba kekurangan, tak membuat semangatnya berkurang untuk jihad di jalan Allah SWT.  

Dalam setiap kesempatan berperang, ia selalu menginginkan wafat dalam kondisi syahid fi sabilillah atau meninggal syahid di jalan Allah SWT.  

Syahid di jalan Allah SWT adalah cita-cita tertingginya. 

Mendekati perang Tabuk melawan bangsa Romawi pada tahun kesembilan hijriyah, ia meminta kepada Rasulullah SAW, bahwa bila ia terbunuh dalam perang tersebut, ia minta didoakan agar mati dalam keadaan syahid. 

BACA JUGA:Dipercaya Dapat Meningkatkan Intelektual dan Daya Ingat, Ini 4 Ciri Batu Kecubung Wulung yang Bagus

Namun Rasulullah SAW berkata,” Tidak, Engkau tidak akan terbunuh, Tetapi jika engkau sakit demam lantas wafat, engkau mati syahid”.

Apa yang disampaikan benar adanya, kemenangan kaum muslimin tanpa terbunuhnya Abdullah Dzul Bijadain. 

Akan tetapi ketika akan kembali ke Madinah, Abdullah Dzul Bijadain demam dan meninggal dunia. 

Ia dimakamkan malam hari oleh Rasulullah SAW bersama Abu Bakar serta sahabat lainnya. 

BACA JUGA:5 Tanaman Hias Paling Cocok untuk Ruang Makan, Nomor 4 Berasal dari Afrika

Saat membopong jenazah Abdulllah Dzul Bijadain dan memasukkannya ke liang lahat, Rasulullah SAW berkata, “Ya Allah, hari ini aku ridha kepadanya, maka ridhailah ia,” doa itu merupakan do’a yang istimewa itu keluar dari lisan Rasulullah SAW. 

Sahabat lainnya Abdullah bin Mas’ud sangat menginginkan doa seperti  itu. 

Tentunya Rasulullah SAW berdo’a, melihat dari kesungguhan dari Abdulllah Dzul Bijadain dalam berjuang demi Islam. 

Bahkan ia harus kehilangan semuanya demi tetap di jalan Allah SWT. 

BACA JUGA:6 Uang Kertas Kuno Termahal di Indonesia 2023, Nomor 1 Berharga Rp11 Jutaan Per Lembar, Kamu Punya?

Ia ikhlas menjalankan semua kesulitan hidup, tanpa mengeluh. 

Semoga kita selalu istikomah menjalankan syariah Islam, dan meninggal dalam kondisi husnul khotimah dan tetap dalam Islam. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: