Honda

Menilik Kerajinan Membatik Gelitik Motif Durian di Lubuklinggau, yuk disimak ulasannya

Menilik Kerajinan Membatik Gelitik Motif Durian di Lubuklinggau, yuk disimak ulasannya

Pj Ketua Tim Penggerak PKK kota Lubuklinggau ibu Hj Hernita Andriani Trisko bersama Ketua Bhayangkari Lubuklinggau ibu Aryanti Indra belajar membatik motif batik durian di galery batik gelitik--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kerajinan membantik motid durian mulai menggeliat ditengaha masyarakat, hal itu dibuktikan banyaknya sentra kerajinan tangan membantik yang muncul di daerah paling Barat Provinsi Sumatera Selatan tersebut.

Keindahan batik durian sudah diakui pada tataran lokal, regional, nasional bahkan dunia fashion internasional.

Salah satu prestasi yang patut dibanggakan adalah ketika batik motif durian Lubuklinggau berhasil menembus ajang internasional di Milan Fashion show beberapa waktu lalu.

Adalah Pj Ketua Tim Penggerak PKK kota Lubuklinggau, ibu Hj Hernita Andriani Trisko bersama Ketua Bhayangkari Lubuklinggau, ibu Aryanti Indra bersama sejumlah pengurusnya mecoba melihat lebih dekat, sekaligus mencoba membatik di Galery Batik Gelitik Durian, Jalan Waringin Lintas, kelurahan Kemuning, Kecamatan Lubuklinggau Utara II.

BACA JUGA:Petani Karet di Indonesia Pernah Mengukir Sejarah, Harganya Sempat Melejit Dan Menyentuh Sampai Segini

Galery membantik yang diasuh oleh ibu Endang Erwin ini menampilkan berbagai corak batik gelitik bermotif durian yang menjadi salah satu buah khas di Kota Lubuklinggau.

Pj Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Hj Hernita Andriani Trisko menyampaikan kegiatan hari ini adalah kegiatan pertama kita bersama ibu bhayangkari ibu aryanti indra  dalam rangka hari batik nasional.

Sebenarnya tujuan utamanya bukan karena hari batik nasional tapi kami ingin lebih dekat, lebih mengenal lagi apa batik durian yang selama ini sudah sampai ke luar negeri.

"Untuk motif batik gelitik ini memang buah durian, buah yang banyak digemari dan khasnya Lubuklinggau, memang ide yang sangat bagus untuk batik durian ini karena bentuk batik duriannya unik dan membuat batik yang dibuat di batik gelitik ini luar biasa," katanya.

BACA JUGA:Tokoh Masyarakat Desa Maur Lama Apresiasi Upaya Crivisaya Ganjar Lestarikan Tradisi Sedekah Desa

"Kalau saya sih menganggapnya unik ya, jadi berbeda dengan yang lain durinya pun berbeda antara satu batik dengan batik yang lain yang membuatnya memang menjadi khas bukan pasaran," ungkapanya.

Dikatakannya, selain memperingati hari batik, kunjungan tersebut juga dalam rangka menyambut HUT Kota Lubuklinggau ke-22 yang jatuh pada tanggal 17 Oktober nanti.

"Kita bekerjasama dengan GOW, ada ibu-ibu  Bhayangkari juga, Ikatri nanti ada, kita akan melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan salah satunya itu dimulai dengan cara membatik, nanti di tanggal 16 kita akan mengajak UMKM, jadi kita sekarang punya motto nih UMKM naik kelas," bebernya.

Dia berharap, kedepan dunia UMKM di Kota Lubuklinggau akan diperkenalkan dunia digital.

BACA JUGA:Tokoh Masyarakat Desa Maur Lama Apresiasi Upaya Crivisaya Ganjar Lestarikan Tradisi Sedekah Desa

"Kedepan mereka punya keahlian membatik, insya Allah itu nanti di tanggal 16 Oktober kita akan mengadakan pelatihan batik," pungkasnya.

Senada diungkapkan Ketua Bhayangkari Kota Lubuklinggau, ibu Aryanti Indra mengatakan, kegiatan membantik motof durian di galerry gelitik sangat bermanfaat sekali, terlebih baru menetap di Lubuklinggau. 

"Tentunya kami bangga sekali bahwasanya untuk Lubuklinggau ini memiliki batik tersendiri yaitu batik durian, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Pj Walikota telah mengajak kami bersama-sama dengan ibu PKK dan Bhayangkari untuk lebih memahami arti dari batik ini sendiri," tukasnya.

Menurutnya, memahami dan menghargai bahwa batik ini tidaklah mudah, karena didapatkan dari proses pembuatan sampai penggunaannya pun nanti harus benar-benar hati-hati serta teliti dalam proses pembuatannya.

BACA JUGA:10 Kota Metropolitan di Indonesia Berdasarkan Jumlah Penduduk, Palembang Masuk Gak ya? 

"Selama ini mungkin sebagian orang banyak berpikir bahwa batik itu adalah hal yang merepotkan, hal yang kuno, padahal untuk meningkatkan wastra Nusantara itu mencintai produk-produk lokal dimulai dari para organisasi-organisasi yang ada di Lubuklinggau," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: