Aku berpergian dengan Jellinghaus, salah seorang kenalan Van der Burch asal Boppard, Jerman.
Di Buitenzorg aku bertemu dengan Weber dari Cogrek, yang mengenal Van der Burch dengan baik.
Di Bandung aku menerima kabar yang menyedihkan bahwa Karel Graafland kecanduan minuman keras dan saat ini ia sudah hampir gila.
Ia tinggal di sebuah paviliun di penginapan di Bandung, dan aku disarankan untuk tidak menjenguknya.
BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kedua)
Teman kita, Johan Graafland, dengan segala ketaatannya masih tetap ceria seperti dulu.
Ia sungguh-sungguh menanyakan dirimu dan Van der Burch, dan ia adalah orang pertama yang mencari diriku.
Menurut cerita di sini, ia menghadapi masalah keuangan.
Aku hanya tahu bahwa ia hidup dengan sederhana.
BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Pertama)
Ia menempati sebuah rumah dengan harga sewa yang murah.
Istri dan anak-anaknya berada di Eropa.
Ia berkeliling dengan seorang gadis pribumi yang telah pindah agama, yang ia baptis menjadi Maria.
Menurut cerita, gadis ini adalah gadis yang liar.
Kau tahu bahwa di sini banyak terdapat orang-orang yang tidak beragama yang menyalahkan orang untuk menjadi taat beragama.
BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Terakhir)