2. Dalam rapat pengurus NBG tanggal 4 Agustus 1869, diputuskan ‘untuk meminta kepada Tuan Van der Tuuk pindah ke Bali secepat mungkin’, lihat juga [Surat 18].
3. Ini disarankan oleh Van der Tuuk pada 17 Desember 1868, lihat [Surat 9].
4. Klinkert (1868b), yang diminta oleh Van der Tuuk pada 14 Agustus 1868, lihat [Surat 1].
BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keempat)
5. Van der Tuuk meminta ini pada 15 November 1868, lihat [Surat 4, catatan 4].
6. J.C.T. Vigelius diangkat pada Juni 1866 menjadi Pengawas Kelas Satu di Muara Dua. Pada Februari 1870 diikuti dengan pengangkatan menjadi Asisten Residen di Padang. Pada Januari 1871 ia berangkat ke Belanda untuk menjalani cuti sakit dan meninggal dunia pada November tahun yang sama.
7 Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk menghadiahkan Vigelius dengan satu eksemplar karya Van der Tuuk (1861c, 1864c dan 1867b, 186a).
8. Sesuai keinginan NBG, lihat [Surat 9, catatan 5], peninggalan Engelmann diterima oleh H.M. van Dorp (Notulen NBG (Lembaga Alkitab Belanda) 14 Juli 1869).
BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Ketiga)
9. Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk menghadiahkan K.F. Holle dengan satu eksemplar karya Van der Tuuk (1861c, 1864c dan 1867b, 1862a).
10. Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk meminta pengusaha buku H.M. van Dorp di Batavia untuk mendirikan depot kecil untuk karya-karya linguistik milik Lembaga. Dari Oktober 1863, penanggung jawab depot milik NBG itu diserahkan pada Toko Buku Batavia W. Bruining dan J. Wijt, tetapi pada Juli 1867 NBG memecat mereka karena kelalaian mereka yang sudah keterlaluan.
11. M. Des Amorie van der Hoeven meninggal dunia pada 13 Oktober 1868, lihat [Surat 3, catatan 5].
12. H.C. Millies, meninggal dunia pada 26 November 1868 pada usia 58 tahun.
BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kedua)
13. Karya ini diterbitkan setelah kematiannya (Millies 1871).
14. Ini dikirimkan oleh Van der Tuuk pada 17 Desember 1868, lihat [Surat 9].