Saya mengira bahwa murid-muridnya menyukainya, karena ia adalah dosen yang terkenal, tetapi kini saya melihat bahwa mereka menilai Roorda menghalangi semua orang yang mempunyai pendapat sendiri.
BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Ketujuh)
Surat saya terlalu panjang buat orang yang masih harus berkemas untuk betul-betul bisa siap pada pukul lima keesokan harinya.
Saat ini waktu menunjukkan pukul setengah empat (sore) dan semua orang tengah terlelap setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan di bawah udara panas.
Salam hangat dan juga salam buat Tuan Domela Nieuwenhuis dan anggota lembaga lainnya.
Selalu.
Hormat saya,
H.N. van der Tuuk
BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keenam)
N.B.
Ipar Anda, Koning, adalah satu-satunya orang yang belum memberikan jawaban atas surat saya yang saya kirimkan kepadanya.
Ia seharusnya tahu bagaimana seseorang yang tinggal di gurun menantikan sepucuk surat dari Belanda!
Catatan
Tempat penyimpanan: Arsip NBG, file 233. Sebuah salinan dibuat oleh Sekretaris NBG (Lembaga Alkitab Belanda) Van Leeuwen yang disimpan dalam koleksi KITLV, H 722.
BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kelima)
1. Walaupun wabah kolera memang benar melanda Bandung pada akhir tahun 1868 – yang menyebabkan dua misionaris Van Eck dan De Vroom harus mengungsi ke Banyuwangi (Berita Perhimpunan Misionaris Utrecht 1870-6:ii) – namun bukan ini yang menjadi alasan Van der Tuuk langsung berangkat ke Bali setelah kontraknya berakhir dengan Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Pada Desember 1868, ia meminta perpanjangan kontrak untuk meneruskan pekerjaannya di Lampung, lihat [Surat 8].