15. Klinkert (1869b).
16. Mengenai masalah keuangan NBG, Van der Tuuk menceritakannya kepada Engelmann dalam dua surat, [ Surat 129, halaman 499-503] dan [Surat 158, halaman 580-585], dalam bab khusus mengenai Van der Tuuk di Tanah Batak, buku Een vorst onder de taalgeleerden, Herman Neubronner van der Tuuk.
17. Lihat [Surat 9, catatan 2].
BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Pertama)
18. Pegawai urusan bahasa Sunda D Koenders, tinggal juga di Bandung hingga keberangkatannya ke Belanda pada awal 1867.
19. Terusan alinea ini terdapat dalam salinan yang dibuat oleh Van Leeuwen, lihat [catatan pengantar] yang sedemikian rupa menulis kembali sehingga nama Roorda tidak disebut.
Salinan itu berbunyi: ‘Usahakan agar berkas-berkas itu jatuh ke tangan yang tepat! Ingat saja ambisi picik yang dilakukan oleh para ilmuwan Belanda sehubungan dengan apa yang telah dilakukan di sini oleh mereka yang tidak beruntung yang demi kepentingan ilmu pengetahuan harus diperas dari kenikmatan intelektual.
BACA JUGA:Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Pertama)
Jangan pernah lupa apa yang harus kita korbankan di sini dan Anda akan lebih adil lagi dalam menilai pekerjaan saya dan terlebih lagi terhadap mereka yang merebut kehormatan yang tidak layak dan mengaku berhak atas hak milik kita yang diperoleh dengan susah payah.’
21. Saat itu Van der Tuuk belum mengetahui bahwa guru besar pada Seminari Luther Amsterdam, F.J. Domela Nieuwenhuis telah meninggal dunia pada 26 April 1869.
22. Guru musik/komposer David Koning (1820-1876) di Amsterdam. ***
Sumber :
1. Surat-Surat Dari Lampung Korespondensi Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 , Saduran dari Naskah Surat-Surat Van Der Tuuk , Arman AZ , Perpusnas Press 2020
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Herman_Neubronner_van_der_Tuuk
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Lampung