Ternyata pada Sabtu, 3 September 2022, pemerintah benar-benar menaikan harga BBM.
"Akibat kenaikan itu, terjadi multiefek, baik dari pertanian transportasi, dan kebutuhan pokok. Beberapa bahan pokok bahkan naik harga satu jam setelah BBM naik,” katanya.
Mahasiswa menilai kebijakan pemerintah sangat tidak prorakyat.
“Bangkit Lebih Kuat Pulih Lebih cepat yang dikatakan presiden itu zonk. Omong kosong dan bohong,” ungkapnya.
Tomi mengatakan, mahasiswa menolak kenaikan tarif dasar listrik yang mulai berlaku pada Juni lalu.
Ia juga meminta pemerintah dan penegak hukum memberantas mafia migas.
Ini berangkat dari alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena subsidi tidak tepat sasaran.
“Perlu pengawasan di lapangan agar tidak terjadi penyalahgunaan BBM subsidi,” katanya.
Terakhir, peserta aksi meminta pemerintah mengendalikan harga bahan pokok, yang mengalami kenaikan sebagai efek dari kenaikan harga BBM.
Sejumlah anggota dewan yang menemui para peserta demo juga sepakat dengan tuntutan mahasiswa.
Seperti anggota Fraksi Demokrat DPRD Kota Lubuklinggau, Taufik Siswanto.
Ia mengapresiasi aksi mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM.
“Kami diinstruksikan partai agar menolak kenaikan harga BBM. Menurut kami, waktunya tidak tepat untuk menaikan harga BBM. Tidak tepat, karena kita sudah dua tahun pandemi,” katanya.
Demikian pula dari anggota DPRD Fraksi PKS, Agus Hadi, ikut sepakat menolak kenaikan harga BBM.
“Kalian sudah mendengar bahwa PKS sejak beberapa hari yang lalu menolak kenaikan harga BBM,” katanya.
Yulian dari Fraksi Partai Golkar mengatakan, persoalan ini sudah nasional.