Dan bergantian dengan lokomotif diesel menjadi penarik kereta wisata Danau Singkarak pada tahun yang sama.
Sekali jalan, lokomotif uap mampu menghabiskan satu ton batu bara untuk bahan bakarnya ini.
Mak Itam terakhir kali digunakan sebagai penarik kereta wisata ketika digelarnya lomba balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Singkarak, dalam dua penyelenggaraan berturut-turut, yakni 2011 dan 2012.
Saat itu Mak Itam bertugas membawa ratusan peserta balap sepeda dari 23 negara melakukan perjalanan wisata sebelum mereka memulai lomba.
BACA JUGA:SAH! APBD 2023 Jawa Tengah Sentuh Rp25,73 Triliun, Naik 1 Triliun Lebih, Ganjar Pranowo: Saya Senang
Setelah acara berakhir, Mak Itam tak lagi dioperasikan untuk penarik kereta wisata di kawasan Sawahlunto.
Apalagi karena Mak Itam mengalami sebuah cedera fatal, akibat kebocoran pada pipa pemanas air di ruang pembakaran.
Hal itu membuatnya lumpuh untuk sementara waktu, karena tak ada lagi suku cadang yang tersedia.