2. Permainan Bintang Tujuh
Permainan Bintang Tujuh adalah salah satu permainan tradisional dari Sumatera Selatan, menggunakan bola dan batu atau serpihan genting sebagai alat bermainnya.
Disebut permainan bintang trujuh karena dalam permainan ini dibutuhkan tujuh buah batu pipih atau pecahan genting saat permainan. Permainan ini terbukti mampu menambah kelincahan gerak tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir.
Dalam permainan ini pesertanya tidak ada batasan umur. Terdapat beberapa peraturan dalam permainan ini, seperti tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team (kelompok) yang sedang bermain. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya tidak boleh menendang bola.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Lisan Serambe Banyuasin, Tercatat Sebagai Warisan Budaya Takbenda
Alat yang digunakan adalah bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya atau bisa juga menggunakan bola kasti. Selain itu diperlukan batu-batu yang permukaannya datar agar bisa disusun rapi sebanyak 7 buah (bisa juga menggunakan keramik atau genteng).
Jumlah keseluruhan peserta bebas. Hanya dibutuhkan 1 orang penjaga dan bebas untuk jumlah pemyerang. Saat permainan dimulai, maka batu tersebut akan disusun.
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan siapa yang akan bermain sebagai penyerang dan yang menjaga (Penjaga). Yang melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola.
Seorang bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok penyerang, penjaga juga bertugas untuk menyerang kelompok penyerang dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok penyerang.
BACA JUGA:Wajib Diketahui! Inilah 5 Tradisi Adat di Sumsel Yang Hampir Punah
Bila salah satu terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan orang yang kena lemparan bola gantian menjadi penjaga. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok penyerang maka penjaga melanjutkan tugasnya.
3. Permainan Cabut
Permainan Cabut dalam versi Pulau Jawa biasanya disebut Gobak Sodor. Di Palembang disebut Cabut karena tim yang bermain duluan harus meneriakkan kata Cabut saat memulai permainan ataupun saat berhasil memenangkan permainan.
Setiap tim bisa terdiri dari 3, 4 atau 5 orang tergantung anak-anak yang mau memainkannya.
BACA JUGA:Mengenal 5 Tradisi di Sumatera Selatan yang Kamu Harus Tahu
Permainan dilakukan di lapangan dengan membuat area permainannya berupa kotak yang diberi garis lurus sejajar dengan jarak sekitar 2-3 meter yang dibuat sebanyak yang akan bermain, dan garis tengah yang membelah kotak permainan untuk jalur pemain yang merupakan pemimpin tim yang sedang berjaga.
Setiap tim memiliki seorang pemimpin yang biasanya dipilih berdasarkan kepintaran dan kecepatan larinya.