Jarak berhadapan sekitaran satu meter. Pemain kelompok A maju terlebih dahulu sambil menyanyikan syair “saya orang kaya, saya orang kaya” dengan tangan saling berpegangan.
BACA JUGA:11 Destinasi Wisata Religi Terbaik di Palembang, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
Pada saat kelompok orang B menjawab “saya orang miskin, saya orang miskin” sambil maju berjalan dengan berpegangan tangan, kelompok A akan mundur juga dengan saling berpegangan. Perhatikan gambar.
Berikutnya kelompok A akan maju dan menyanyian syair “saya minta anak, saya minta anak”, sementara kelompok B mundur. Kembali kelompok B maju dan menyanyikan syair “namanya siapa?, namanya siapa?”, dan kelompok A mundur.
Selanjutnya kelompok A maju lagi menyanyikan syair lagu “namanya si …”, lalu dijawab “si … lekas datang, si … lekas datang” sambil mengantarkan anggotanya yang namanya disebut tadi.
Pengembangan lagu permainan Orang Kaya Orang Miskin tidak diperlukan karena permainan ini sudah berkembang kekinian permainan anak betawi dari permainan Baris Tempe-Tempe.
BACA JUGA:Destinasi Wisata yang Wajib Kamu Tau Kalo Kamu Liburan ke Turki
5. Cing Keluing
Cing Keluing adalah suatu pennainan yang ditujukan pada bujang gadis dengan Jalan berejung atau berpantun yang berasal dari daerah Pasemah, Kabupaten Lahat.
Cing Keluing artinya tidak teratur atau berserakan. Di sini hanya sebagai sampiran kata saja. Berejung = Rejung = pantun yang dilagukan yang ditujukan pada bujang gadis. Permainan ini bertujuan untuk mengajar supaya dapat berbicara dengan baik dengan jalan berejung atau berpantun.
Cing Keluing /Cingkluing adalah salah satu salah satu permainan rakyat Sumsel yang mirip seperti Petak Umpet, bedanya pada permainan Cing Keluing sebelumnya peserta bersembunyi.
BACA JUGA:7 Wisata Religi di Kabupaten Ogan Ilir, Nomor 5 Jarang Diketahui
Permainan ini berasal dari daerah Lahat yang kebanyakan tanahnya berbukit-bukit dan biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih tanpa menggunakan perlatan.
Anak-anak yang bermain akan duduk melingkar sambil meletakkan tangannya di lantai, bagi yang mendapat “Nukup (Jadi)” maka ia harus dihukum dengan menjadi yang bejaga, sedangkan teman yang lainnya bersembunyi, ditentukan pula tempat persembunyiannya tidak terlalu jauh.
Peserta yang kalah tersebut harus mencari yang bersembunyi tadi. Setelah seseorang yang bersembunyi dapat, maka permainan berakhir.
6. Dakocan
Dakocan adalah permainan tradisional anak-anak khas Palembang, Sumatera Selatan. Dakocan merupakan permainan dari plastik yang bentuknya bermacam-macam.
BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Musi Rawas, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
Ada yang bentuk hewan, buah, bunga, atau tokoh wayang Indonesia. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2-6 orang.