12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Selasa 27-12-2022,15:14 WIB
Reporter : Sri Devi
Editor : Sri Devi

Dari kisah itu, lanjut Idrus, apabila seseorang diketahui berzinah, maka terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh si pelaku yakni menyembelih kambing sebagai basoh rumeh (pembersih rumah. red), dan apabila si wanita mengandung dan melahirkan, maka harus menyembelih kerbau sebagai basoh marge (pembersih lingkungan, red).

Hanya saja, sebelum kedua hewan tersebut disembelih maka pelaku harus dikucilkan dan tidak boleh bergaul seperti diungsikan di daerah lain atau di pegunungan, dan akan dapat diterima di masyarakat kembali setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Lisan Senjang, Seni Menyampaikan Nasehat Khas Kabupaten Musi Banyuasin

5. Tari Kebagh

Konon katanya, sejarah tarian ini berkaitan dengan Puyang Serunting Sakti. Dikisahkan bahwa Serunting Sakti atau Si Lidah Pahit alias Puyang Semidang sedang melewati hutan lebat, dia mendengar suara ramai di suatu sungai yang ada air terjunnya.

Ternyata ada ternyata ada tujuh orang perempuan cantik sedang mandi smbil bersenda-gurau. Dia yakin ini bukan perempuan biasa, karena tidak mungkin manusia berani mandi di tengah hutan yang lebat. Sebagai laki-laki ia jatuh cinta pada para perempuan itu, seperti kisah jaka tarub, dicurilah salah satu selendang para gadis itu.

Benar dugaannya, selesai mandi para gadis tersebut mengambil selendang lalu terbang menghilang ke angkasa. Sambil menyembunyikan selendang tsb, dia menghampiri gadis yg sedang menangis karena ditinggalkan teman-temannya.

BACA JUGA:Jajanan Tradisional Dadar Gulung Taro Isi Unti Kelapa Dijamin Ketagihan

Singkat cerita, sang gadi diajak kekampungnya, dan dipersuntingnya. Sementara itu selendang sang gadis ia sembunyikan di atas lumbung padi.
Setelah menikah, mereka dikaruniahi seorang putra yang di beri nama Dirut.

Pada suatu hari dikampung diadakan acara pesta panen yang sangat meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya.
Diadakanlah acara tari-tarian oleh muda-mudi kampung tersebut.

Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari (Betari), diminta ikut turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat hanya bisa menari bila menggunakan selendang miliknya.

Dia tahu selendang tersebut disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti. Atas permintaan dari warga kampung agar selendang tersebut dikembalikan pada istrinya untuk dipakai menari.

BACA JUGA:Mengenal 3 Tradisi Kesultanan Palembang yang Wajib Di lestarikan

Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hati, Puyang Serunting Sakti mengizinkan istrinya menari dengan selendang yang diambilnya dari atas lumbung padi. Selendang tersebut disembunyikan di dalam ruas bambu yang lazim disebut tepang.

Dengan beralaskan dampar (nampan) kayu maka menarilah istri Puyang Serunting Saksti dengan lemah gemulai. Kecantikan dan kemahirannya menari membuat semua mata terpana.

Hingga tanpa disadari oleh semua orang, istri Puyang Serunting Sakti tak lagi menginjak bumi, melayang-layang, semakin tinggi. Tersadar istrinya mau terbang ke kayangan, Serunting Sakti mengejarnya, namun istrinya sudah terbang setinggi kepalanya, merasa tidak bisa menangkapp istrinya , Serunting mencabut golok dan membacok lutut istrinya.

Kategori :