12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Selasa 27-12-2022,15:14 WIB
Reporter : Sri Devi
Editor : Sri Devi

Di bagian ini juga terdapat lumbung padi dan singasana sang raja. Berdampingan dengan Goa Putri terdapat Goa Harimau, tempat ditemukannya situs kerangka manusia yang berumur ± 3.000 tahun yang lalu oleh Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Goa ini terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji yang berjarak ± 500 meter dari Goa Putri.

BACA JUGA:7 permainan Tradisional Sumatera Selatan Ini Sudah Jarang Dimainkan

Dari hasil penelitian Tim Arkeologi, di Goa ini ditemukan dua kerangka manusia yang masih utuh dan beberapa kerangka yang tidak utuh lagi, serta serpihan-serpihan bebatuan yang diduga sebagai peralatan yang digunakan mereka. Selain itu pada dinding Goa Harimau terdapat beberapa gambar lukisan yang sampai sekarang masih diteliti.

2. Rumah Lunjuk Bertiang Satu

Rumah dengan tiang tinggi sekitar tiga meter dan rumah berbahan kayu menyimpan benda pusaka berupa keris peninggalan puyang Serunting Sakti atau yang lebih dikenal Si Pahit Lidah.

Rumah bertiang satu ini sudah berusia ratusan tahun dan diyakini memiliki hubungan erat dengan cerita Puyang Serunting Sakti.

BACA JUGA:Telusuri Napak Tilas Puyang Serunting Sakti, Simpan Pusaka di Rumah Bertiang Satu

Puyang Serunting Sakti semasa hidupnya berpindah-pindah tempat mulai dari Desa Ulak Lebar kemudian pindah ke Muara Dandu dan terakhir Desa Pagardin.

Di Rumah Lunjuk ini menjadi salah satu peninggalan sejarahnya dan di sini banyak menyimpan benda pusaka seperti keris Tumbak Ulas, Tata Apung, Bontang Ujung dan Buluh Kemarau.

Konon, Rumah Lunjuk ini menjadi penunjuk arah bagi anak cucu puyang dalam menemukan tempat bermukim. Maksudnya, jika ada anak cucu Puyang Serunting Sakti tersesat dalam perjalanan akan mudah ditemukan.

Dulu rumah ini ada tangganya dan lebih tinggi dari sekarang sehingga dinamakan rumah tinggi. Saat dikelola oleh mamang Hamdan dipotong namun satu atau dua minggu kemudian meninggal dunia, perasaan beliau ditinggang (ditimpa, Red) kayu.

BACA JUGA: 3 Alat Musik Khas Sumatera Selatan yang Perlu Kamu Tahu

Di dalam cerita, lanjut Akat Yakin, Puyang Serunting Sakti dan Puyang Penjalang berkeinginan menyatukan Batang Hari Sembilan. Namun saat perjalanan di perbatasan Palembang dan Lampung, Serunting Sakti meninggal dunia dan dipulangkan ke Pelang Kenidai.

3. Danau Ranau, OKU

Danau Ranau berjarak kira2 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja dimana keindahan Danau Ranau tak terbantahkan lagi.

Namun, letaknya yang jauh dari pusat kota, Palembang, membuat objek wisata ini ibarat “misteri”. Keindahannya tersaput kabut. Oleh karena itu, meskipun indah, wisatawan yang berkunjung ke sini masih bisa dihitung dengan jari.

Kategori :