"Dari sabuk merah ke sabuk kuning, seterusnya hijau, biru, dan ungu biru, kemudian naik lagi ke sabuk merah lis putih I, lis putih II, dan lis putih III, selanjutnya mereka berhak menjadi pelatih," urai Raden Arifin.
Sebagai pelatih, Raden Arifin mengaku pernah berguru kepada RA Kadir A Rivai, RM Yan, RM Mattjik Tjan, Kgs Zainuddin Achmad Radjo (Mang Using), dan Anto.
Jadi, kuntau Palembang ini dilatih sesuai kebutuhan tradisi, dan bukan untuk bertarung atau mencari musuh.
BACA JUGA:Selamat, 3 Tipe Warga Ini Kembali Dapat Bansos BPNT dari Kemensos Tahun 2023
Pokoknya, kata Raden Arifin, sebagai pesilat harus mampu tampil sebagai manusia bijak dan mampu menaklukkan diri sendiri.
"Jadi, musuh terbesar bagi kita itu adalah diri sendiri," tutup Raden Arifin. (*)