“Kami memberikan pelatihan yang relevan bagi setiap pekerjaan termasuk di luar negeri misalnya sektor kesehatan, bahasa asing dan perhotelan,” terangnya.
Dia menyebut, Program Kartu Prakerja 2023 sudah dianggarkan sebesar Rp2,67 triliun untuk 595 ribu penerima manfaat.
Namun, nilai anggaran tersebut akan bertambah mengingat ada 1 juta peserta program yang menjadi target Komite Cipta Kerja.
BACA JUGA:Profil Melati Intania, Privot Debutan Timnas Futsal Asal Lubuk Linggau
“Nanti akan kembali dianggarkan untuk sekitar 400 calon penerima manfaat dengan nilai Rp1,67 triliun dari Kementerian Keuangan,” sebutnya.
Sesuai Keputusan Menko Perekonomian, pada 2023 ini setiap peserta Kartu Prakerja mendapat Rp 3,5 juta sebagai beasiswa pelatihan, Rp 600 ribu insentif untuk biaya transportasi atau internet, serta insentif survei dengan total Rp 100 ribu.
Dengan demikian, setiap peserta mendapat alokasi Rp 4,2 juta.
“Dengan kenaikan beasiswa pelatihan, harapannya, setiap peserta bisa memanfaatkan pelatihan seoptimal mungkin sehingga saldo pelatihannya habis. Jika tidak, maka saldo pelatihan tersisa akan ditarik kembali ke Rekening Kas Umum Negara,” ungkapnya.
BACA JUGA:Usai Dikukuhkan, Ini Langkah Program Kerja MUI Kota Prabumulih Periode 2022-2027
Denni menerangkan, baik Survei Evaluasi Program Kartu Prakerja maupun survei-survei yang dilakukan lembaga independen seperti Cyrus Network menunjukkan bahwa sepertiga penerima Kartu Prakerja yang sebelum menjadi peserta program belum bekerja kini sudah mendapatkan pekerjaan, baik sebagai wirausahawan, freelancer maupun sebagai karyawan perusahaan.
Selain itu, riset Impact Evaluation dari J-PAL South East Asia dan Rumah Presisi Indonesia menunjukkan bukti bahwa peserta Kartu Prakerja memiliki 18 persen peluang mendapatkan pekerjaan, serta 30 persen peluang kebekerjaan bagi pelaku wirausaha.*