Oleh karena itulah, ilmuwan melangsungkan penelitian terhadap tinja manusia dari manapun mereka berada.
"Jadi kita harus berusaha melestarikannya," ujar Adrian Egli dikutip Daily Mail.
Perlu diketahui, di tubuh manusia hidup sekitar 30 triliun sel.
Di dalam sel itu terdapat mikrobioma, yang jumlahnya jauh lebih banyak.
BACA JUGA:Tanda Kiamat Muncul di Israel, Tiba-tiba Muncul Hewan Ini
Mikrobioma ini memiliki 39 triliun sel mikroba, seperti bakteri, virus, dan jamur.
Apa guna mikrobioma?
Fungsi mikrobioma untuk memecah makanan yang kita makan, serta menyerap nutrisi penting seperti vitamin dan mineral.
Mikrobioma juga dapat mengisi lapisan usus dan kulit untuk memperbaiki sel yang rusak dan mengganti sel mati dengan yang baru.
Dalam makalah yang diterbitkan Jurnal Science pada 2018, para peneliti menjelaskan bagaimana munculnya banyak penyakit dan kondisi dalam beberapa dekade terakhir.
Penyakit tersebut, di antaranya obesitas, diabetes, asma, alergi, penyakit radang usus, alzheimer, dan autis.
Sejumlah penyakit tadi dapat dikaitkan dengan perubahan dalam mikrobioma manusia yang disebabkan oleh urbanisasi, industrialisasi, dan globalisasi.
Keberagaman mikroba yang hidup di usus manusia dapat terpengaruh, apabila pola makan berubah, penggunaan antibiotik yang berlebihan, dan pendekatan kebersihan.
“Jika kita melihat kotoran pemburu-pengumpul yang tinggal di belahan dunia yang jauh, kita akan bisa melihat mikrobioma usus yang jauh lebih beragam dan kuat.
Namun, keragaman ini semakin terancam dan para ilmuwan berpendapat hal ini berdampak pada sistem kekebalan dan kesehatan global kita,” mengutip situs IFL Science, Kamis, 9 Februari 2023.
Sains perlu mengungkap tabir misteri tentang mikrobioma manusia.