Kisah Abu Musa Jabir bin Hayyan, Polymath Muslim Terkemuka di Abad Pertengahan
Ilustrasi --
JAKARTA, PALPRES.COM - Abu Musa Jabir bin Hayyan (715-815 Masehi) merupakan tokoh ilmuwan muslim, yang juga seorang Polymath terkemuka.
Polimatik merupakan julukan bagi seseorang yang memiliki pengetahuan yang tidak terbatas, hanya pada satu bidang pengetahuan saja.
Ia merupakan insinyur dan sekaligus dokter yang memiliki keahlian di beberapa bidang ilmu pengetahuan seperti, kimiawan, alikimiawan, ahli astronomi, ahli bumi, ahli filsafat, ahli fisika, dan aptoteker.
Seperti dikutip dari Tadris IPA UIN Suska, kontribusi terbesar Jabir adalah di bidang ilmu kimia.
BACA JUGA:BLT El Nino Cair Dobel BPNT Sembako Tahap 4 Rp600.000 di Kantor Pos, Ini Jadwalnya!
BACA JUGA:PT Pos Indonesia Siap Cairkan BLT El Nino di Tanggal Ini, Cek Syarat Ambil Bantuannya
Ia mengembangkan teknik eksprementasi sistematis didalam maupun diluar penelitian bidang kimia tersebut.
Keahlian ini ia dapatkan dari gurunya yakni Imam Ja’far bin Muhammad As-Shadiq, yang merupakan keturunan ke-5 Nabi Muhammad SAW, pada masa pemerintahan Manshur Addawani qy di Baghdad.
Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dengan metodenya itu.
Jabir dapat dianggap telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
BACA JUGA:BLT El Nino Gagal Cair di Kantor Pos? Ada Saldo Rp400 Ribu Masuk Lagi di KKS KPM Kategori Ini
BACA JUGA:Rezeki Akhir Bulan, 3 Bansos Cair untuk KPM PKH dan BPNT Bulan Ini, Apa Saja?
Dikutip www.britannica.com, aspek paling orisinal dari korpus Jabirian yakni jenis aritmologi yang disebut sebagai “metode keseimbangan”.
Inti dari metode tersebut, terdiri dari menentukan kuantitas “empat sifat” terdiri dari panas, dingin, basah, dan kering, dalam sebuah zat berdasarkan namanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: