Dimatanya, RA Kartini sebagai seorang perempuan tangguh yang melihat di lingkungannya banyak perempuan hanya melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Sehingga, dalam pikirannya dia mau memajukan kaumnya.
"Dia belajar, sekolah dan dia mempunyai cita-cita untuk mencerdaskan kaumnya.
Dia membuat sekolahan khusus kaum perempuan, dan mengajarkan agar tidak menjadi buta huruf, dan bukan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja," ujarnya.
BACA JUGA:Benarkah Gaji PNS Naik 7 Persen di 2023? Mendagri Tito: Penuhi Dulu Syarat Ini
Sebagai kaum wanita, ia mensyukuri betul dengan adanya sosoknya RA Kartini.
Sehingga, memajukan kaum wanita untuk bisa berkarier.
Tidak hanya melakukan peran sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sosial.
Kartini juga mengajarkan kaumnya untuk bisa mempunyai posisi sama dengan kaum laki-laki.
BACA JUGA:BLT BPNT Sembako di 431 Daerah Ini Cuma Cair Rp400.000 via ATM KKS, Simak Penjelasannya
Khususnya saat ini dan sekarang ini, dimana posisi perempuan diprioritaskan 30 persen baik itu di Kepolisian hingga pemerintahan wajib ada perempuannya.
"Jadi, untuk kita dalam era globalisasi ini semakin termotivasi, karena adanya kesetaraan gender dan saya pun mendukung," ungkapnya.
Dari itulah, dia menambahkan, untuk lebih memilih menjadi wanita karir. Karena, menjadi seorang wanita karir tidak ada masalah, asalkan tidak melupakan sebagai peran dan kodrat seorang wanita.
“Apalagi nantinya akan menikah, butuh komitmen, karena nantinya, akan banyak waktu ke masalah pekerjaan.
BACA JUGA:ASYIK! Penerima BLT BPNT Sembako dan PKH Bakal Diguyur Bansos Tambahan 3 Bulan
Bila tidak sama-sama berkomitmen, tak hanya karir akan berantakan tetapi juga pasti akan berantakan,” paparnya.