Wanita yang telah dikarunia dua anak ini kepada awak media mengatakan kalau jabatan baru yang diembannya akan fokus mengamankan Sikamtibmas, membantu pimpinan dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada institusi Polri.
Selain itu lanjut Ipda Santy, dirinya ingin membantu masyarakat dalam menangani tindak pidana, khususnya berhubungan perempuan dan anak, mendapatkan konseling dahulu.
"Kemudian melakukan edukasi hukum ke sekolah mengenai tindakan lebih banyak dilakukan anak saat ini akibat ITE, meminimalisir pidana terhadap perempuan dan anak saat ini yang menjadi fenomena gunung es,” terangnya.
Kapolsek cantik ini menambahkan, dalam perjalanan karirnya sebagai anggota Polri beberapa ungkap kasus besar telah ditanganinya. Seperti pengungkapan kasus ilegal driling, ilegal tapping dan karhutla.
BACA JUGA:RESMI! Jadwal Pencairan Bansos PKH dan BPNT Tahap 3 Keluar, Penerima Dapat Rp 600.000 per KK
Dalam pengungkapan dua kasus itu dirinya selama tujuh hari berada dilapangan bahkan tak pernah mandi selama 7 hari dalam operasi senyap tersebut.
Selain itu waktu pernah berdinas di Krimum Polda Sumsel beberapa kasus besar lainnya berhasil ditangani seperti kasus pencabulan 30 santri oleh guru penjaga asrama di Kabupaten Ogan Ilir.
Lalu kasus asusila dosen Unsri dan pornograpi dosen Unsri. Kemudian PT DHD yang lele dimana jumlah kerugian triliunan.
"Untuk kasus pencabulan di Ogan Ilir berhasil 2 pelaku dijadikan tersangka. Untuk PT DHD dari general manager sampai bendahara dan lainnya semuanya dijadikan tersangka. Lalu bongkar prostitusi online michat di hotel di Jalan Kolonel H Burlian yang korbannya anak-anak. Dari kasus besar itu dirinya akhirnya mendapatkan penghargaan," jelasnya, Minggu 17 Juni 2023.
BACA JUGA:Hal Sepele Tapi Bahaya Banget Buat Kesehatan! Apa Saja Itu
Ipda Santy Wijaya menceritakan, dirinya juga sempat lulus FPU 5 yakni misi perdamain dunia di Miniska.
"Sebenarnya lulus penugasan luar negeri, tapi anak tidak mengizinkan karena 1 tahun, jadi mengundurkan diri. Pada dasarnya kepingin tugas di luar negeri," terangnya.
Diakhir perbincangan, Ipda Santy Wijaya yang perjalanan karirnya di bidang Reskrim Khusus mengatakan, untuk gelar Doktor tidak dipakai. Karena takut diambil bidkum dan takutnya tidak bisa jadi kasat canda Ipda Santy sambil tertawa terbahak-bahak.
"Insya Allah bulan Agustus wisuda untuk gelar Doktor nya di Jakarta. Semua tesis saya mulai dari S2 dan SE semuanya tentang minyak," pungkasnya.