Dalam suatu riwayat, saat memerangi kaum kafir Quraisy, pedagng yang dipegang Ukkasyah bin Mihshan patah.
Lalu kepada Ukkasyah, Rasulullah memberikan sebuah ranting sebagai pengganti pedang.
Selanjutnya, Rasulullah meminta Ukkasyah untuk maju kembali ke medan laga.
“Majulah berperang hai Ukkasyah,” ujar Rasulullah.
BACA JUGA:Administrasi Kependudukanmu Lengkap? Ada Dana Rp700.000 untuk Kamu, Ini Cara Dapatnya
Berbekal keimanan kepada Allah dan percaya dengan Rasulullah, Ukkasyah pun maju kembali berperang dengan ranting yang dia kibas-kibaskan layaknya sebuah pedang.
Keajaiban pun datang!
Ranting kayu yang ada di tangan Ukkasyah atas izin Allah SWT, berubah menjadi sebilah pedang besi besar berwarna putih.
Dengan pedang yang belakangan dia beri nama Al-Aun, Ukkasyah dengan gagah maju ke medan perang, mendampingi perjuangan Rasulullah.
Akhirnya, pasukan Muslim pun berhasil meraih kejayaan.
Oleh Ukkasyah, pedang Al-Aun selalu dia pergunakan dalam perang-perang selanjutnya.
Termasuk pada perang terakhirnya, ar-Ridda di Nejd pada tahun 12 H.
Ukkasyah terbunuh di tangan seorang Muslim yang murtad, Thulaihah al-Asadi, meskipun kemudian Thulaihah kembali memeluk Islam.
BACA JUGA:Mengenal Shalahuddin Al Ayyubi dan Impian Berhaji ke Baitullah
Keberanian dan ketekunan Ukkasyah bin Mihshan dalam menyebarkan agama Islam serta pengabdiannya kepada Rasulullah dan umat Muslim, telah membuatnya mendapatkan penghormatan dan pengakuan khusus.