Akun @dessy_sarphessa pun menimpalinya “Pantau terus sampai guru-guru ya di proses,” katanya.
Sementara Kepala SMA Negeri 2 Tungkal Jaya, Mustain mengatakan, bahwa masalah ini tidak usah dilanjutkan (publikasi).
Begini ceritanya, kalau untuk masalah seragam, memang ada seragam yang nanti dipakai siswa-siswi baru.
“Kalau tidak seragam, kami ini tinggal di Desa repot memang, tapi bagi saya ini tidak ada paksaan. Kalau mau silahkan, tidak juga tidak apa-apa.
Namun bagi mereka (orang tua) terkesan ada paksaan, karena kalau tidak memesan tidak akan dapat, kalau mau beli diluar tidak ada. Itu saja yang pertama,” ungkap Mustain dihubungi melalui ponselnya.
Yang kedua, lanjutnya, memang program sekolah ini anak-anak harus bisa mengaji dan sholat.
Dari awal telah disampaikan melalui pengumuman pada PPDB, bila anak-anak tidak bisa sholat dan mengaji akan di jadikan cadangan.
“Mereka dijadikan cadangan dan dikumpulkan, sekitar 7 orang apa, lalu ditanya bagaimana risikonya.
BACA JUGA:Masih Menyimpan Koin Kuno Rp100 Rumah Gadang, Tukar ke Sini Bisa Dapat Cuan Jutaan
Gini pak, (orang tua) bila mau menyumbang untuk bantuan perehaban lapangan, itu tidak dipatok nominalnya. Tapi tidak usah dilanjutin beritanya,” tukasnya.