Mau Jadi Pemimpin yang Bijak? Tiru Khalifah Harun ar-Rasyid

Sabtu 05-08-2023,21:44 WIB
Reporter : Hendra Djamal
Editor : Sulis Utomo

Ia juga membentuk Dewan Penerjemah yang diketuai seorang pakar yakni Yuhana bin Musawih. 

Tujuannya tak lain agar masyarakat  dapat menambah wawasan, tidak hanya terkait negara sendiri, tapi negara orang lain. 

Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid inilah, hiduplah seorang yang cerdik dan pandai, yang sering memberikan nasihatlah kebajikan kepadanya, yakni Abu Nawas.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Rufaidah Al-Anshariyah, Perintis Keperawatan Modern yang Dapat Penghargaan dari Rasulullah

Kisah kecerdikan Abu Nawas dengan gayanya yang kocak, sudah banyak beredar dan disukai masyarakat. 

Kebijakan Khalifah Harun Ar-Rasyid tidak pernah membohongi rakyat, apalagi berkhianat dan  tidak pernah mengadu domba antar kelompok masyarakat. 

Selain itu ia juga tidak pernah mementingkan kelompok tertentu, karena semuanya untuk kepentingan masyarakat. 

Ia memimpin dengan bijak dan adil, sehingga kondisi negara menjadi aman, damai, dan tenteram. 

BACA JUGA:2 Bansos Khusus Lansia Cair Serentak Agustus, Begini Syarat Dapatnya

Selain itu masyarakat hidup makmur, dan kesejahteraan berada di seluruh pelosok negeri.   

Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal dunia di Khurasan pada tanggal 3 atau 4 Jumadissani 193 H/809 M, setelah menjadi khalifah selama 23 tahun 6 bulan. 

Saat meninggal dunia, usianya 45 tahun. 

Dinasti Abbasiyah dan dunia Islam kala itu, benar-benar kehilangan sosok pemimpin yang saleh, adil, dan bijaksana. 

BACA JUGA:5 Kota dengan Kualitas Udara Paling Baik di Indonesia Versi AQI, Ada Kotamu?

Di masa itu, tidak seorang pun yang teraniaya tanpa diketahui oleh Harun ar-Rasyid untuk mendapatkan perlindungan hukum yang adil.

Menjadi seorang pemimpin bukan hal mudah, karena harus jujur, tidak suka berbohong, dan bersikap adil. 

Kategori :