Setiap harinya, Mu‘adzah melaksanakan 600 kali shalat. Selama 40 tahun terakhir hidupnya, ia tidak pernah menatap langit dengan sungguh-sungguh karena rasa hormatnya terhadap Allah.
Setelah suaminya meninggal, Mu‘adzah tidak pernah lagi berbaring di atas kasur yang nyaman.
Bahkan, pada sore hari, ia hanya mengenakan pakaian ringan untuk menghindari kedinginan malam supaya tetap terjaga.
Dalam bukunya yang berjudul "Al-Muntakhab min Kitabiz Zuhdi war Raqa’iq," Al-Khatib Al-Baghdadi mencatat cerita tentang Mu‘adzah yang diceritakan oleh Abdullah bin Umar Ar-Raqasyi.
BACA JUGA:10 PTN Jurusan Agribisnis dengan Prospek Kerja Menjanjikan, Deretan Kampus Terbaik Versi QS WUR 2024
Suatu ketika, Mu‘adzah mengalami sakit sehingga seorang tabib datang untuk memeriksanya dan memberikan anggur sebagai obat.
“Aku membawa segelas anggur dan kuletakkan di tangannya," ujar Abdullah.
Kemudian, Mu‘adzah berdoa, "Ya Allah, Engkau lebih mengetahui. Jika anggur ini adalah halal bagiku, izinkan aku minum dan berikan kesembuhan. Namun jika tidak, jauhkanlah dari diriku."
Lantas, tiba-tiba, gelas yang ada di tangan Mu‘adzah pecah dan isinya tumpah ke tanah.*
BACA JUGA:Jurusan Kuliah yang Cocok untuk Pecinta Olahraga, Ada di Kampus QS WUR 2024, Berminat?