“Pertemuan menitikberatkan pada pentingnya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di negara anggota ASEAN dengan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk memastikan stabilitas ekonomi kawasan. Pertemuan ini juga menekankan pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi berbagai risiko yang ada," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Penutupan AFMGM di Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan, “Bank Sentral ASEAN memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan ASEAN melalui inisiatif Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC). Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders' Declaration pada ASEAN Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi."
Keketuaan tahun ini juga menandai upaya ASEAN di jalur keuangan untuk meningkatkan kolaborasi dengan badan-badan sektoral lainnya dalam forum ASEAN.
Inisiatif ini penting dalam mengatasi tantangan global dan regional yang muncul melalui upaya bersama melalui pendekatan lintas sektoral.
BACA JUGA:Sinergi Bank Indonesia dan APEKSI Atasi Inflasi dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas dua agenda yang diperluas untuk kolaborasi lintas sektoral, yaitu kolaborasi Keuangan-Kesehatan dan Ketahanan Pangan.
Pada isu Keuangan-Kesehatan, Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan yang pertama berhasil dilaksanakan kemarin.
Pertemuan ini menetapkan langkah untuk melanjutkan kerja sama dan kemajuan dalam lanskap kesehatan dan keuangan kawasan ASEAN.
Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan menyadari adanya kesenjangan pendanaan yang signifikan dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (PPR) di Asia Tenggara seperti yang dilaporkan oleh studi yang dilakukan oleh ADB dan potensi untuk memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan, termasuk Dana Respons ASEAN untuk COVID-19 dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Lainnya serta Penyakit Baru.
BACA JUGA:SIMAK Ya! 4 Tips Menata Ulang Investasi Reksa Dana Ala Maybank Indonesia
Pada isu ketahanan pangan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan sektor keuangan dalam memastikan ketahanan pangan kawasan dan global dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.
Hal ini bertujuan untuk (i) meningkatkan kebijakan untuk mengurangi tantangan ketahanan pangan, (ii) meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat, (iii) meningkatkan akses keuangan bagi UMKM dan petani kecil untuk mendorong ketahanan pangan, dan (iv) meningkatkan fasilitas perdagangan.
Sementara itu, terdapat beberapa diskusi utama yang mengemuka terkait bank sentral, adalah sebagai berikut.
Pertama, pentingnya mengoptimalkan bauran kebijakan makroekonomi.
Pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, bauran kebijakan semakin dikenal dan dipahami di ASEAN sebagai kerangka kebijakan yang penting untuk diimplementasikan, terutama dalam kondisi dan tantangan global saat ini.
BACA JUGA:Bank Indonesia Bersinergi Bangun Ekonomi dan Keuangan Syariah di Sumsel