Kolaborasi Kemenkeu dan Bank Sentral ASEAN, Dukung ASEAN sebagai Pusat Pertumbuhan Dunia

Rabu 30-08-2023,15:15 WIB
Reporter : Bethanica
Editor : Bethanica

Gubernur BI menggarisbawahi bahwa selain macroeconomic policy mix juga penting untuk memperhatikan pertumbuhan jangka panjang sejalan dengan pesatnya perkembangan digital, reformasi struktural, perluasan intra-trade ASEAN dan upaya untuk mendorong green economy and finance.

Kedua, Kerangka Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN pada pertemuan hari ini telah menyetujui High Level Principal mengenai Kerangka Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN. 

Ketiga, perluasan konektivitas pembayaran regional (RPC) di kawasan ASEAN. Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang memajukan RPC dan mempromosikan LCT pada KTT ASEAN Mei 2023 akan membantu memfasilitasi pembayaran lintas negara yang lancar dan aman. 

Dalam konteks ini para anggota telah menyepakati Peta Jalan RPC yang menguraikan jangka waktu anggota ASEAN bergabung dengan RPC.

Diskusi keempat, Penguatan Inklusi dan Literasi Keuangan Digital. ASEAN telah menyelesaikan Pedoman Implementasi untuk Memperkuat Literasi Keuangan Digital di ASEAN, yang bertujuan untuk memberikan panduan yang berorientasi pada tindakan bagi para pembuat kebijakan di ASEAN. 

Selain itu, Keketuaan ASEAN Indonesia juga telah menyelenggarakan Festival Inklusi Keuangan Digital pada side events di sela-sela AFMGM ke-10 pada Agustus 2023. 

BACA JUGA:BI Luncurkan Fitur Baru QRIS untuk Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai serta Uji Coba QRIS Antarnegara

Kelima, peninjauan kembali mandat Komite Kerja. 

ASEAN perlu merespons lanskap ekonomi global yang dinamis, maka ASEAN mendukung pembentukan Task Force (TF) Peninjauan Kembali Mandat Komite Kerja.

Untuk mendukung pencapaian dari pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan di kawasan ASEAN, pertemuan ini juga mendiskusikan upaya ASEAN dalam meningkatkan pembiayaan infrastruktur kawasan dengan memposisikan ulang ASEAN Infrastructure Fund (AIF) sebagai dana hijau ASEAN untuk mendorong insfrastruktur berkelanjutan di kawasan. 

Terkait hal ini, para negara anggota sepakat untuk menyeleraskan pembiayaan AIF dengan Taksonomi ASEAN untuk Keuangan Berkelanjutan, memperkuat proses bisnis AIF, serta melakukan kajian lanjutan untuk memformulasikan kontribusi rekapitalisasi AIF dan optimalisasi modal AIF yang ada.

AFMGM juga menyoroti pentingnya mendorong pendanaan transisi untuk mendukung pencapaian ekonomi rendah karbon di kawasan ASEAN. 

Pertemuan tersebut juga membahas Taksonomi ASEAN untuk Keuangan Berkelanjutan Versi 2 yang menunjukkan upaya ASEAN mewujudkan transisi yang adil, terjangkau, dan teratur di kawasan. 

“Taksonomi ini merupakan taksonomi pertama di dunia yang mengklasifikasikan transisi energi sebagai klasifikasi hijau baru dan merupakan instrumen penting untuk menarik investasi swasta guna mendukung transisi di kawasan. Oleh karena itu, AFMGM menggarisbawahi pentingnya interoperabilitas Taksonomi ASEAN dengan taksonomi interna sional lainnya," tambah Sri Mulyani.

BACA JUGA:BI Sumsel Sosialisasi Kartu Kredit Indonesia Segmen Pemerintah

Sejalan dengan upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan mendesak saat ini, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral juga melanjutkan diskusi rutin terkait isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. 

Kategori :