Di hari hari ketiga kelahiran sang anak, menurut Asiah, seorang Bidan Desa datang ke kediamannya untuk meminta sampel darah korban.
“Katanya mau ambil sampel, gak tau sampel apa, pas tusukan pertama gak bisa, kedua baru bisa," paparnya.
Diakuinya, saat itu banyak darah yang keluar dari bekas tusukan jarum di kulit korban.
Darah baru berhenti keluar satu jam kemudian, dan saat itu sang bidan sudah pulang.
BACA JUGA:Kasat Baru Polres Ogan Ilir Tunjukkan 'Taring', Ini Hasil Tangkapannya
“Saat malam saya mau mandikan anak saya, keluar lagi darahnya sampai subuh jam 3," sambung Asiah.
Merasa panik, pihaknya meminta agar bidan tersebut dihadirkan untuk menjawab masalah apa yang terjadi.
“Lalu anak kami dibawa ke Puskemas Tanjung Raja oleh dia, satu jam disana dibawa ke RSUD Kayu Agung.
Sekitar 5 jaman di Kayuagung, anak saya meninggal dunia pukul 3 an,” ungkapnya.
BACA JUGA:2 Tersangka Kasus Akuisisi Saham PT BA Langsung Ditahan, 1 di Rutan Pakjo, 1 di Lapas Merdeka
Mirisnya, ternyata kedatangan sang bidan ke rumahnya atas inisiatif dia sendiri.
“Kami tidak mengundang dia (bidan red), tau-tau dia datang mau ambil sampel katanya, gak tau sampel apa," terang Asiah.
Saat sang anak dibawa ke Puskesmas Tanjung Raja, lanjutnya, orang di Puskesmas tersebut mengatakan apa yang dialami anaknya gara-gara makanan.
"Makanan apa, baru dua hari anak kami ini, baru dikasi ASI saja, belum dikasi makanan," jelasnya.
BACA JUGA:Perdana! 2 Wakil Ketua DPRD OI Diperiksa Penyidik Kejari, Ini Kasusnya
Dengan melaporkan dugaan malapraktik anaknya ini, Asiah meminta pihak berwajib mengusut tuntas kematian anaknya ini.