Pada akhirnya sang ibu pun rela memaafkan ‘Alqamah dibanding harus melihat jasad anak laki-lakinya habis dibakar api.
Rasulullah Saw mengatakan kepada si ibu ’Alqamah bahwa api akhirat jauh lebih pedih darilada api dunia.
Setelah menerima maaf dari sang ibu, ‘Alqamah pun dapat mudahnya menghembuskan nafas terakhirnya sembali mengucap kalimah Lā ilāha illallāh.
Bayangkan, jika seseorang yang sangat beribadah kepada Allah seperti 'Alqamah pun dapat menghadapi kematian yang su'ul khwotimah.
BACA JUGA:Kisah Abu Bakar Ar-Razi, Ilmuwan Muslim Penemu Penyakit Cacar dan Asma
Apalagi nasib seseorang yang durhaka kepada Allah dan orang tua?
Bagaimana jika seseorang terus berbuat kejahatan dan menyakiti hati orang tuanya?
Cerita ini dapat menjadi pengingat penting bagi siapa pun yang masih durhaka terhadap orang tua, serta pelajaran bagi mereka yang mengharapkan akhir hidup yang baik.
Maka dari itu, kita harus mengubah sikap buruk kita kepada orang tua, terutama kepada ibu.
BACA JUGA:Hampir Terlupakan, Kisah Kelam Kepulauan Banda, Terlihat Jelas Dalam Film Dokumenter Ini
Hadiahkanlah doa yang terbaik apabila mereka sudah tiada. Berilah kebahagiaan untuk mereka.
Kalau belum dapat membahagiakan, setidaknya jaga perbuatan dan perkataan agar tidak menyakiti perasaan mereka.
Sebab, balasannya akan begitu berat dan membuat rugi diri sendiri di dunia dan akhirat.*