Kadar timbal yang terdapat pada kangkung diduga berasal dari udara, tanah, dan air irigasi di sekitar lokasi penanaman yang telah tercemar.
Menurut Sembiring (2009), unsur timbal merupakan unsur yang paling sering mencemari lingkungan air, tanah, dan udara.
BACA JUGA:Sering Begadang? Waspadai 5 Bahaya yang Mengancam Kesehatan Tubuh Kamu!
Faktanya ternyata kangkung termasuk salah satu tanaman yang mudah menyerap logam berat atau timbal dari media tempat tumbuhnya.
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER /IX/1990, kadar maksimum timbal (Pb) yang diperbolehkan dalam air bersih adalah sebesar 0,05 ppm.
Lebih dari takaran tersebut, maka tidak diperbolehkan bagi kesehatan.
Selanjutnya, ada cara untuk mengurangi kandungan logam berat timbal pada kangkung yaitu memanennya sebelum kangkung berusia 3 minggu.
Ini akan mengurangi timbal yang terdapat di dalam kangkung.
Bahaya timbal jika diserap tubuh dalam jumlah yang banyak dan berkesinambungan akan dapat menyebabkan kerusakan saraf, terutama pada anak-anak, menurunkan IQ pada anak, dan untuk bahaya terparahnya dapat menyebabkan kematian. *