Prajurit muslim yang berada di dekat beliau hanya sebelas orang Anshar dan Thalhah bin Ubaidillah dari kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW dan barisan pengawal beliau naik ke sebuah bukit, namun dihadang ratusan kaum musyrikin yang hendak membunuhnya.
Maka Rasulullah bersabda, “Siapa yang berani melawan mereka, maka dia menjadi temanku kelak di surga.”
Thalhah pun mengajukan dirinya, tapi Rasulullah SAW minta dia tetap di posisinya.
Prajurit Anshar pun mengajukan diri.
Namun satu persatu mereka gugur, hingga 11 orang.
Tinggallah Thalhah sendiri menjadi tameng Rasulullah.
BACA JUGA:Walaupun Bekas, Mobil Tangguh Ini Tetap Disukai, Maharnya Diatas Rp 100 Juta
BACA JUGA:5 Gedung Pencakar Langit di Indonesia, Peringkat Pertama Tingginya Capai 285 Meter
Sekuat tenaga ia melawan musuh dan melindungi Rasululllah SAW.
Ia berhasil membantu Rasululllah SAW tetapi hidup, meski Rasululllah SAW sempat mengalami luka.
Namun luka yang dialami Thalhah cukup parah, ditubuhnya terdapat 79 luka bekas tebasan pedang, atau tusukan lembing, dan lemparan panah.
Pergelangan tangannya putus sebelah, dan dia terbaring di tanah dalam keadaan tak sadarkan diri.