BACA JUGA:Punya Kategori Ini di Dalam KK, Bisa Dapat BLT Rp1.550.000 Cair Oktober 2023, Cek Yuk
Dalam kajian fisika, pengenalan terhadap sifat-sifat kabut asap dan pemahaman tentang bagaimana partikel-partikel padat dan gas-gas tersebut berinteraksi dalam atmosfer sangat penting.
Ini tidak hanya membantu para ilmuwan memantau dan memprediksi perubahan kualitas udara yang terkait dengan kabut asap, tetapi juga memberikan landasan untuk pengembangan solusi teknis yang lebih baik dalam mengatasi masalah ini.
Dalam upaya mengurangi dampak kabut asap, penelitian fisika dapat membantu dalam pengembangan teknologi yang lebih canggih untuk pemantauan udara dan prediksi penyebaran kabut asap, sehingga memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Selain itu, pemahaman tentang sifat fisik dan kimia kabut asap juga memungkinkan perancangan solusi teknologi yang lebih efektif untuk mengurangi emisi dan meminimalkan dampak negatifnya pada kualitas udara dan lingkungan.
BACA JUGA: BLT PKH dan BPNT Cair! Dana Rp400.000 Segera Masuk ke Rening BRI, BNI, BSI, dan Mandiri
Kabut asap adalah kondisi udara di mana partikel-partikel kecil seperti debu, asap, dan gas-gas berbahaya menyebar di atmosfer.
Kabut asap di Palembang sering kali disebabkan oleh pembakaran hutan dan lahan, baik di daerah sekitar kota maupun di Pulau Sumatera yang lebih luas.
Pembakaran ini menghasilkan partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5 dan PM10, yang memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.
Tingkat keparahan dampak kabut asap terhadap kesehatan manusia sangat erat kaitannya dengan komposisi partikel-partikel yang ada dalam kabut tersebut.
BACA JUGA:Batu Akik Ini Diyakini Bisa Mendatangkan Rizki, Sangat Cocok untuk Pengusaha dan Pedagang
Dua kelompok partikel yang sering menjadi perhatian utama dalam studi kesehatan terkait kabut asap adalah PM2.5 dan PM10.
Partikulat Matter (PM) 2.5: Partikel ini merujuk pada partikel berukuran sangat kecil dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer (dalam mikron, 1 mikron = 0,001 mm).
Partikel-partikel PM2.5 sangat kecil sehingga dapat dengan mudah terhirup oleh manusia dan menembus jaringan pernapasan hingga mencapai saluran pernapasan terdalam, seperti alveoli di dalam paru-paru.
Karena ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 dapat membawa senyawa-senyawa beracun dan polutan lainnya yang terkandung dalam kabut asap.
BACA JUGA:Perusahaan Terjunkan Helikopter Waterbombing, Polda Sumsel dan Kodam II/SWJ Kirim Pasukan Tambahan