Paparan terhadap PM2.5 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan akut seperti batuk, sesak napas, dan exacerbasi penyakit pernapasan kronis seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Partikulat Matter (PM) 10: Partikel PM10 adalah partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer.
Meskipun lebih besar dari PM2.5, partikel ini masih dapat mencapai saluran pernapasan yang dalam dan menyebabkan masalah pernapasan.
Partikel PM10 biasanya terdiri dari campuran debu kasar, abu, dan partikel yang lebih besar.
BACA JUGA:Bantu Tumbuh Kembang Otak! 3 Makanan Ini Bisa Buat Anak Jadi Lebih Cerdas
Paparan terhadap PM10 dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, batuk, dan efek kesehatan yang lebih ringan dibandingkan dengan PM2.5.
Kabut asap yang mengandung tingkat tinggi PM2.5 dan PM10 adalah sumber utama masalah kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Paparan jangka pendek terhadap kabut asap dapat menyebabkan gejala seperti mata teriritasi, sakit tenggorokan, dan batuk.
Orang dengan masalah pernapasan kronis, seperti asma atau PPOK, dapat mengalami eksaserbasi akibat paparan kabut asap.
Penelitian ilmiah telah mengungkapkan banyak efek negatif dari kabut asap terhadap kesehatan manusia.
Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018.
Studi ini menemukan bahwa paparan jangka pendek terhadap kabut asap dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti sesak napas, batuk, dan iritasi pada mata dan tenggorokan.
Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
BACA JUGA:3 Jenis Burung Perkutut Pembawa Kekayaan, Ini Ciri Fisiknya, Cocok Dipelihara Pengusaha dan Pedagang
Selain itu, kabut asap juga dapat berdampak buruk pada perkembangan anak-anak, seperti menghambat pertumbuhan paru-paru mereka.